Fahri Hamzah: Parlemen Harus Menjadi Silicon Valley

Sabtu, 24 November 2018 – 13:58 WIB
Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah. Foto: Bagian Pemberitaan DPR

jpnn.com - Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah mengatakan masa depan Senayan (Parlemen) itu, tetap harus menjadi Silicon Valley dari kebebasan pers. Dirinya menyatakan ini karena tidak melihat adanya dinamika institusi pers yang lebih dari yang ada di Senayan ini.

“Makanya, Senayan itu tempat lahirnya Dewan Pers, tempat lahirnya institusi pers, juga tempat lahirnya inovasi-inovasi dalam pers. Dan saya juga minta di teman-teman itu ada divisi teknologi pers. Tolong ini diperhatikan,” kata Fahri Hamzah saat membuka acara Silaturahmi DPR RI dengan Koordinatoriat Wartawan Parlemen Dalam Rangka Mewujudkan Parlemen Modern di Wisma Griya Sabha DPR RI, Cisarua, Boqor, Jumat (23/11/2018).

BACA JUGA: Ketua DPR: Kritik Adalah Vitamin

Acara sarasehan yang berlangsung selama dua hari (23-25 November 2018) ini, selain dihadiri ratusan wartawan sebagai peserta, juga dihadiri Anggota BURT DPR dari Fraksi PDI Perjuangan Rendy Lamajido, Sekjen DPR Iskandar, Deputi Persidangan DPR Damayanti, Kepala Biro Pemberitaan Parlemen DPR YOI Tahapari serta jajarannya.

Lebih lanjut, Fahri Hamzah mengaku kalau dirinya adalah orang yang anti-media mainstreem, dalam pengertian sekarang ini tengah menghadapi sosial media (sosmed).

BACA JUGA: Bamsoet Dorong Gencarkan Kampanye Antinarkoba di Sekolah

Sosmed, lanjut dia, jangan dilawan dengan konglomerasi pers, tapi dilawan dengan agar setiap orang itu menjadi insan dari institusi pers yang membangun kekuatan dengan sungguh-sungguh detail dan murah, serta bertanggungjawab dengan komit dengan jurnalistik, dapat teridentifimasi agar ada ketertiban.

“Terima kasih kepada pengurus wartawan Parlemen yang telah melakukan penertibkan anggotanya. Dan inilah bedanya nanti dan teman-teman akan punya nama. Karena di luar sana, ada teknologi yang membolehkan hoaks dan berita bohong,” ujar politikus dari PKS itu mengingatkan.

BACA JUGA: Fahri Sebut Perut Bangsa Sudah Bergantung Pada Asing

Ini, lanjut Fahri Hamzah, karena Parlemen Indonesia tidak punya hak untuk manggil Mark Zuckerberg, pemilik facebook, sehingga tidak bisa protes saja. Kemarin yang dia (Mark Zuckerberg) dipanggil Kongres Amerika, nangis-nangis minta maaf karena dirinya mengaku waktu membuat teknologi FB, tidak menyangka kalau teknologi yang dibuatnya, dipakai orang yang menyebarkan kebencian dan berita bohong.

“Dia (Mark Zuckerberg) minta maaf kepada Kongres dan rakyat Amerika. Padahal, kita juga korban dari hoaks dan berita bohong. Tadi saya melihat di televisi, presiden kita masih pidato soal fitnah yang diarahkan kepada dirinya. Malah saking kesalnya pak Jokowi bilang

“Saya tabok nanti,” yang memfitnahnya. Presiden kita jadi korban hoaks,” tutur Fahri Hamzah.

Lantas, dia pun menilai positif wartawan Parlemen yang mau mengorganisir dan mendisiplinkan diri sebagai sumber yang bertanggung jawab, dan ini sudah dimulai. Karena itu, Fahri berharap wartawan Parlemen ini menjadi dari champion silicon valley-nya dan tidak saja jurnalis, tetapi juga pengusaha entetnainment journalist yang punya merk dan kredibilitas.

“Mengapa? Karena salah satu pressroom yang ada tempat berdiakusi ada di Parlemen, dan malah agak liberalkan? Dan imajinasi saya, dan tolong nanti pak Sekjen, agar pengurus baru saya minta tolong adalah satu armada dari pengurus intinya itu kita kirim untuk melawat beberapa forum-forum pers, pressroom yang hebat-hebat dan terkenal di dunia. Serius ini,” ucap Fahri Hamzah.(adv/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Fahri Hamzah: Publik Bingung Capres Kita Bicara Apa?


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
DPR   Fahri Hamzah  

Terpopuler