jpnn.com - LEBAK - Wakil Ketua DPR RI terlihat sedikit kesal dengan keterangan manajemen PT Cemindo Gemilang selaku produsen Semen Merah Putih yang terkesan selalu mengelak ketika dimintai keterangan tentang jumlah buruh Tiongkok yang dipekerjakan saat membangun pabrik semen dengan total investasi sebesar 600 juta dolar Amerika Serikat itu.
"Tak ada sanksi bagi saudara-saudara jika mau mengungkap berapa sesungguhnya jumlah buruh yang telah dipekerjakan untuk membangun pabrik ini," kata Fahri Hamzah, saat berdialog dengan jajaran Direksi PT Cemindo Gemilang, di Kecamatan Bayak, Kabupaten Lebak, Banten, Rabu (9/9/).
BACA JUGA: Dikabarkan Jantungan, JK Jalani Perawatan
Secara hukum menurut Fahri, soal penggunaan tenaga kerja asing (buruh) bukan tanggungjawab PT Cemindo Gemilang. "Lalu lintas tenaga kerja asing di Indonesia kewenangan pemerintah, bukan tanggung jawab perusahaan. Tapi Anda pasti punya data dan tolong berikan itu ke kami," pinta politikus PKS ini.
Data tersebut menurut Fahri sangat penting bagi DPR untuk menjalankan fungsinya sebagai wakil rakyat dan institusi pengawas penyelenggaraan pemerintahan.
BACA JUGA: Tunjangan Profesi Terlambat, Kemdikbud Minta PNS Guru Konfirmasi ke Pemda
"Apalagi pekerja asing yang dipekerjakan untuk membangun pabrik semen merah putih tidak punya keahlian (unskill). Menurut UU tidak ada tempat bagi buruh asing untuk bekerja di Indonesia," tegas Fahri.
Setelah Fahri Hamzah menjelaskan fungsinya, baru manajemen Cemindo Gemilang menyebut dahulunya ada sekitar 700 buruh Tiongkok bekerja membangun pabrik ini dan sekarang sebagian besar sudah kembali ke negaranya.
BACA JUGA: Mencari Solusi dan Komitmen pada Pengembangan Industri dan Pertambangan
Menyikapi keterangan manajemen Cemindo Gemilang tersebut, Fahri menyatakan apresiasinya. "Bantu juga lah kami ini biar berguna juga untuk rakyat dan mengawal konstitusi," pungkasnya. (fas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Canangkan Remitansi Berkualitas
Redaktur : Tim Redaksi