jpnn.com - JAKARTA - Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menilai, seharusnya target bidang pangan pemerintah itu sederhana, yaitu agar semua warga negara bisa mengonsumsi hasil dari petani Indonesia.
"Karena target itu pula sektor pertanian dan peternakan harusnya berbasis lokal," kata Fahri, di Gedung DPR, Senayan Jakarta, Kamis (6/10).
BACA JUGA: Natuna Digempur, TNI AU Kerahkan 4 Jenis Jet Tempur
Rakyat lanjut dia, makan daging tapi masa mengembangkan ternak saja negara tidak bisa. Padahal kata Fahri, yang namanya berternak dan bertani adalah pekerjaan dari zaman dahulu.
"Tapi kenyataannya kebutuhan akan produk pertanian dan ternak, kita masih impor semua," tegas politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu.
BACA JUGA: Ditanya soal Rp 3 M dan Lippo Group, Nurhadi Terburu-buru Masuk Mobil
Seharusnya, kata Fahri dicek satu-satu konsumsi produk pertanian itu. Faktanya itu tidak dilakukan.
"Jadi nanti setiap ada pilpres pasti calon presiden menggunakan isu impor pangan untuk kepentingan politiknya. Pak Jokowi, saya masih sanagt ingat dulu ngomong 'masa kita masih impor'. Setelah jadi presiden, nyatanya juga tidak bisa ngapa-ngapain," tegasnya.
BACA JUGA: Mau Jadi Komisaris BUMN? Gampang!
Lalu datang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) gembar-gembor ada mafia impor daging, lalu ada yang ditangkap dan masuk bui. Tapi sampai hari ini impor jalan terus.
"Sekarang Pak Irman Gusman (mantan Ketua DPD) dituduh mafia impor gula, sampai nanti juga tidak ada itu mafia. Kayak begini-begini terus. Padahal ini pertarungan antarimportir saja," ujar dia.
Semua dugaan dengan label mafia itu menurut Fahri hanya masalah, kenapa kasih yang lain segini dan yang lainnya segina? Tapi impor terus selalu berulang.
"Jadi ini adalah kemunduran permanen ketika negara yang tidak bisa mengatasi masalah impor ini," pungkasnya. (fas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Wajarlah Raja Erizman Naik Jabatan Lagi
Redaktur : Tim Redaksi