Faisal Basri Anggap Konsep Ekonomi Jokowi-JK Lebih Realistis

Rabu, 02 Juli 2014 – 20:57 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Visi misi pasangan calon presiden (capres) Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi sekaligus mengurangi kesenjangan dinilai tepat. Menurut pakar ekonomi Faisal Basri, konsep Jokowi-JK lebih realistis dengan kondisi Indonesia.

"Dalam paparan visi misi, pasangan Jokowi-JK menyampaikan mengejar pertumbuhan ekonomi adalah bagus tapi lebih baik mengurangi kesenjangan di antara masyarakat kota dan desa serta wilayah Indonesia bagian timur dan barat," kata Faisal melalui siaran pers di Jakarta, Rabu (2/7).

BACA JUGA: Jalur KA, Solusi Urai Penumpukan Kontainer di Tanjung Priok

Faisal mencontohkan konsep kedaulatan pangan yang digagas Jokowi-JK. Gagasan itu dianggap lebih pro terhadap petani karena selama ini pembangunan infrastruktur pertanian terabaikan oleh pemerintah seperti irigasi.

Di bidang perikanan, Jokowi-JK menekankan pada industri pengolahan hasil perikanan dan peningkatan pembudidayaan hasil perikanan. Selain itu pasangan capres nomor urut 2 itu berkomitmen untuk membangun gudang-gudang pertanian.

BACA JUGA: DPR Setujui Askrindo Dapat PMN Rp 700 Miliar

"Ketika hasil pertanian membanjiri pasar, maka stok hasil pertanian dapat disimpan di gudang-gudang tersebut, stok tersebut dapat dikeluarkan ketika terjadi kelangkaan produk pertanian," papar Faisal.

Sebaliknya, sambung Faisal, visi misi ekonomi pasangan capres nomor urut 1 Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dinilai tidak realistis. Salah satu visi misi ekonomi Prabowo-Hatta yakni mengejar pertumbuhan ekonomi sekitar 7-10 persen.

BACA JUGA: Bahas Merpati, Dahlan Iskan Datang ke DPR 1 Jam Lebih Awal

"Jika dilihat dari energi yang ada, maka PLN tidak sanggup memasok aliran listrik untuk pertumbuhan tersebut sehingga membutuhkan impor BBM lebih banyak lagi jika mau mengejar pertumbuhan ekonomi itu," ujarnya.

Faisal juga mengkritisi program pangan Prabowo-Hatta mengenai cetak biru lahan baru sekitar 2 juta hektar berdasarkan koridor MP3EI. Pasalnya, program tersebut hanya menguntungkan pengusaha. “Jelas itu bukan untuk petani," tandasnya.(dil/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pertamina Tambah Pembelian LNG dari Perusahaan AS 0,76 Juta Ton


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler