Fakta di Balik Manfaat Diet Detoks

Senin, 30 Maret 2020 – 04:54 WIB
Diet. Foto: Harvard Health

jpnn.com - Diet detoks, tak sedikit yang mengklaim bahwa diet ini mampu membersihkan racun dari tubuh, bahkan membantu menurunkan berat badan dengan efektif.

Adanya klaim tersebut membuat banyak orang tergoda untuk menerapkan diet detoks. Bagaimana dengan Anda? Apakah Anda tertarik untuk menerapkannya? Sebelum itu, ada baiknya Anda kenali dulu apa itu diet detoks dan manfaatnya bagi tubuh.

BACA JUGA: Efektifkah Detoks Tubuh dengan Infused Water?

Mengungkap Manfaat Diet Detoks yang Sebenarnya

Detoksifikasi alias detoks adalah intervensi diet jangka pendek, yang tujuannya adalah untuk menghilangkan racun dari tubuh. Secara garis besar, diet detoks melibatkan periode puasa, diikuti dengan diet buah, sayur mentah, jus buah, dan air.

BACA JUGA: Teh Detoks, Benarkah Bermanfaat Bagi Tubuh?

Detoks diklaim dapat mengistirahatkan organ dengan berpuasa, menstimulasi hati untuk menghilangkan racun, mempromosikan eliminasi racun lewat tinja, urine, dan keringat, meningkatkan sirkulasi, serta memberikan tubuh nutrisi sehat.

Selain itu, upaya detoksifikasi tubuh menggunakan diet detoks juga disebut-sebut dapat membantu beberapa kondisi kesehatan, termasuk obesitas, gangguan pencernaan, penyakit autoimun, peradangan, alergi, perut kembung, dan kelelahan kronis. 

BACA JUGA: Mudahnya Membuat Minuman Detoks

Ada pula anggapan lain mengenai manfaat diet detoks. Mengingat metode diet ini minim asupan lemak, orang yang menerapkannya dituding bisa mengalami penurunan berat badan. 

Adanya desas-desus mengenai manfaat diet detoks seperti yang telah disebutkan cukup menarik minat banyak orang untuk melakukannya. Lantas, bagaimana medis menangani metode diet yang satu ini?

Faktanya, penelitian mengenai diet detoks masih sedikit sekali. Kalaupun ada, penelitian tersebut masih punya banyak kekurangan sehingga tidak bisa dijadikan sebagai acuan.

Lagi pula, paru, ginjal dan hati adalah dua organ yang secara otomatis melakukan pembersihan racun dari tubuh. Selama dalam kondisi sehat, ketiga organ tersebut bekerja dengan sangat efektif dalam membuang zat-zat yang tidak dibutuhkan oleh tubuh melalui urine dan feses. 

Lalu, bagaimana bisa seseorang merasa lebih semangat ketika melakukan diet detoks? Hal ini mungkin dikaitkan dengan berkurangnya asupan gula sederhana serta makanan tinggi lemak. Ketiadaan jenis komponen makanan yang tinggi kalori itu mungkin berperan dalam munculnya efek semangat.

Isu kedua yang digaungkan terkait cara detoksifikasi tubuh ini adalah seputar kecukupan zat gizi yang masuk ke tubuh. Bila tubuh berpuasa dan hanya diberikan asupan sedikit, tentunya ada potensi kekurangan gula darah (hipoglikemia). 

Efek hipoglikemia akan lebih dirasakan ketika tubuh melakukan banyak aktivitas, yang tentunya juga butuh gula darah dalam jumlah yang cukup. Saat benar-benar terjadi, tubuh akan merasa pusing, lemas, berkeringat dingin, dan muncul rasa ingin pingsan.

Lebih dari itu, tubuh juga berisiko kekurangan banyak nutrisi yang dominan terdapat dari sumber hewani. Beberapa di antaranya, misalnya kalsium, vitamin D, dan zat besi. Tentunya, kekurangan zat-zat gizi tersebut memiliki efek samping yang lebih banyak lagi di tubuh.

Mengingat kontroversi yang cukup banyak, dibarengi dengan tingkat keamanan yang belum terbukti oleh penelitian, ada baiknya untuk berhati-hati sebelum melakukan diet detoks.

Anda perlu terlebih dahulu berkonsultasi pada dokter sebelum mengaplikasikan metode diet tersebut.

Kesimpulannya, cara detoksifikasi tubuh yang lebih dapat diandalkan adalah dengan melakukan gaya hidup sehat. Meskipun banyak yang melaporkan manfaat diet detoks, kewaspadaan harus tetap ditegakkan mengingat belum banyaknya penelitian yang mendukung. (NB/RPA/klikdokter)


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler