Fakta-fakta Pembagian Peran Dita, Anton, dan Budhi

Rabu, 16 Mei 2018 – 06:57 WIB
Barang bukti bom yang digunakan oleh para terduga teroris diperlihatkan di layar saat keterangan pers mengenai kasus teror Bom Surabaya di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (15/5).FOTO: MIFTAHULHAYAT/JAWA POS

jpnn.com, JAKARTA - Fakta-fakta bagaimana sel teroris jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) pimpinan Dita Oepriarto bergerak dan beroperasi didapatkan dari penggeledahan di rumah para teroris dan pemeriksaan sejumlah saksi.

Kadivhumas Polri Irjen Setyo Wasisto menambahkan, teroris serta terduga teroris yang diidentifikasi dan diamankan di Surabaya dan sekitarnya saling terkait.

BACA JUGA: Densus 88 Buru Guru Tiga Keluarga Teroris, Siapa Dia?

Dita bersama anggotanya telah bersiap melakukan pengeboman bersama keluarga Tri Murtiono. Tidak heran, selang sehari dari Dita meledakkan bom bersama keluarganya menyasar tiga gereja, Tri menyusul melakukan pengeboman di Mapolrestabes Surabaya.

Di samping berperan sebagai pimpinan JAD Surabaya, menurut Setyo, Dita turut serta dalam perakitan bom. ”Yang merakit bom Dita,” ungkapnya.

BACA JUGA: Densus 88 Geledah Rumah Tri Murtiono, Hasilnya Mengejutkan!

Namun, tidak semua perakitan dilaksanakan di rumah Dita. Berdasar data dan fakta yang diperoleh aparat kepolisian di lapangan, sejumlah barang bukti ditemukan terpisah. Termasuk bahan baku untuk membuat bom serta bom yang sudah selesai dan siap untuk diledakkan.

Kalau Dita merakit, Anton Febrianto lebih berperan dalam pembuatan bahan baku bom. Anton tewas karena bom yang disimpan di rumahnya meledak sendiri pada Minggu malam.

BACA JUGA: Rohaida Ditangkap Densus 88, Sahabat Menangis

BACA JUGA: Rohaida Ditangkap Densus 88, Sahabat Menangis

Di tempat tinggalnya di Rusunawa Wonocolo, Sidoarjo, didapati sejumlah bahan baku bom. Mulai cairan kimia sampai serbuk bom siap ledak. Barang bukti yang sama ditemukan di tempat tinggal terduga teroris ASW, Abu Haidar alias Widodo, TM, dan Budhi Satrijo.

Nama terakhir adalah terduga teroris yang ditembak polisi di Puri Maharani, Sidoarjo. Dari data yang diterima Setyo, Budhi juga punya peran khusus sebagai pengumpul dana. ”Perannya adalah penampung dana yang digunakan kelompok JAD Surabaya,” imbuh Setyo.

Peran tersebut dijalankan Budhi sesuai arahan Dita. Belum diketahui pasti sumber dana yang ditampung Budhi. Sebab, sampai saat ini petugas yang bekerja di lapangan masih terus mendalami sejumlah data. ”Mungkin dari anggotanya,” tambah dia. (mir/edi/syn/c11/ang)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Densus 88 Terus Buru Enam Terduga Teroris di Sumsel


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler