Fakta Terbaru Kasus Pembunuhan terhadap Jamal Khashoggi

Selasa, 23 Oktober 2018 – 12:45 WIB
Jamal Khashoggi, jurnalis yang hilang di Istanbul, Turki. Foto: BBC

jpnn.com, ISTANBUL - Beberapa saat sebelum nyawanya melayang, Jamal Khashoggi masih berbincang dengan Pangeran Muhammad bin Salman (MBS). Putra mahkota Kerajaan Arab Saudi itu membujuk kolumnis Washington Post tersebut pulang ke Riyadh. Percakapan itu tercatat dalam perincian telepon Konsulat Saudi di Istanbul.

’’Pangeran menghubungi Khashoggi beberapa saat setelah dia diamankan di dalam konsulat.’’ Demikian tulis Yeni Safak dalam reportasenya kemarin (22/10), mengutip sumber internal pemerintahan.

BACA JUGA: Jokowi Tanyakan Kematian Jamal Khashoggi ke Menlu Arab Saudi

Kabarnya, Maher Abdulaziz Mutreb-lah yang melakukan panggilan ke Riyadh dari telepon genggamnya. Dia mengontak Bader Al Asaker, kepala staf kantor MBS, dari gedung konsulat.

Pada 2 Oktober itu, Mutreb melakukan lima panggilan. Empat di antaranya ke kantor MBS dan satu yang lain ke Amerika Serikat (AS). Menurut harian pro-pemerintah itu, panggilan ke AS tersebut ditujukan ke nomor adik MBS, Khaled bin Salman. Khaled menjabat duta besar Saudi untuk AS.

BACA JUGA: Israel Bela Arab Saudi soal Jamal Khashoggi

Sejak kematian Khashoggi, kabarnya Khaled langsung pulang ke Riyadh. Dia pulalah yang lantas ditugaskan Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud ke Turki untuk bertemu Presiden Recep Tayyip Erdogan. Bahkan, sempat beredar kabar bahwa raja yang berang pada MBS atas kasus tersebut bakal mengalihkan posisi putra mahkota kepada Khaled.

Kemarin MBS dan ayahandanya menyampaikan belasungkawa kepada Salah, putra Khashoggi, melalui sambungan telepon. Versi The Wall Street Journal, Salah selama ini tidak pernah meninggalkan Saudi. Dia juga dilarang terbang ke AS untuk bertemu ayahnya yang mengasingkan diri di sana sejak 2017.

BACA JUGA: Erdogan Peduli Khashoggi, tapi Sikat Jurnalis Negeri Sendiri

Bersamaan dengan itu, media Turki juga melaporkan bahwa Hatice Cenghiz, tunangan Khashoggi, kini dijaga ketat. Perempuan berkacamata yang memperkarakan raibnya Khashoggi pada 2 Oktober tersebut kini dikawal 24 jam penuh. Itu terjadi setelah Saudi mengakui bahwa pria 59 tahun tersebut dibunuh di gedung konsulat.

Rezim Erdogan irit bicara soal investigasi Khashoggi. Tapi, mereka tidak pernah membantah fakta yang dipaparkan media. Terutama Yeni Safak. Rencananya, Erdogan mengungkap hasil penyelidikan Turki secara lengkap hari ini (23/10). Dia akan membahas lebih dahulu kasus tersebut dengan para menterinya.

Juru Bicara Partai Keadilan dan Pembangunan Omer Celik menampik klaim Saudi bahwa pembunuhan Khashoggi terjadi tanpa sengaja. Dia yakin, semuanya sudah direncanakan dengan detail. Itu sesuai dengan rekaman CCTV yang diperoleh CNN dari intelijen.

Dari 15 terduga pembunuh Khashoggi, salah seorang di antaranya adalah Mustafa Al Madani. Dia disiapkan sebagai body double alias pemeran pengganti Khashoggi. Postur tubuh dan tinggi badannya sama dengan Khashoggi.

Pada 2 Oktober lalu, beberapa jam setelah Khashoggi masuk gedung konsulat, Madani keluar lewat pintu belakang. Dia memakai pakaian Khashoggi dan jenggot palsu. Semuanya mirip kecuali sepatunya. Madani memakai sepatu kets seperti yang tertangkap kamera ketika dia memasuki gedung konsulat.

Madani sempat keliling ke Blue Mosque dan berganti baju. Dia menanggalkan baju Khashoggi dan mengenalkan kemeja biru yang dipakainya kali pertama. Dia lantas berhenti di Mesale Restaurant sebentar sambil membawa kresek putih. Isi kresek itu diduga baju Khashoggi. Dia lantas membuangnya di dekat Hotel Movenpick.

”Anda tak memerlukan pemeran pengganti untuk interogasi,” kritik salah seorang pejabat Turki seperti dilansir CNN. Hal senada diungkapkan senator Ben Sasse. Dia mengkritisi gergaji tulang yang dibawa rombongan 15 warga Saudi tersebut. Menurut dia, interogasi tidak membutuhkan senjata.

Turki yakin, jenazah Khashoggi sudah tidak berada di wilayahnya. Mutreb telah membuangnya ke luar Turki pada 2 Oktober itu. Dengan membawa tas besar, dia meninggalkan Turki dengan pesawat sewaan dari Bandara Internasional Ataturk di Istanbul.

Sementara itu, Indonesia menegaskan bahwa kasus Khashoggi mengusik perhatian pemerintah. Hal itu disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat menerima kunjungan Menteri Luar Negeri (Menlu) Saudi Adel Al Jubeir di Istana Kepresidenan Bogor kemarin (22/10). ”Presiden menyampaikan keprihatinan atas kasus yang menimpa Khashoggi,” ujar Menlu RI Retno Marsudi.

Kepada Jokowi, Menlu Saudi Adel Al Jubeir mengakui bahwa Khashoggi terbunuh. Namun, dia membantah keterlibatan keluarga raja. Adel berjanji melakukan investigasi dan menghukum pelaku kejahatan tersebut.

Terkait pernyataan itu, Retno mengungkapkan bahwa Presiden Jokowi berharap proses investigasi dilakukan secara terbuka. ”Indonesia mengharapkan investigasi dilakukan dengan transparan dan saksama,” imbuhnya. (sha/far/hep/c9/c6/oni)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Cerita Terbaru Arab Saudi tentang Kematian Khashoggi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler