Faktor Pemicu Pesta Haram Tukar Pasangan dan Risikonya

Kamis, 26 April 2018 – 06:59 WIB
Ilustrasi. Foto: istimewa

jpnn.com, PALEMBANG - Praktik pasutri yang melakukan pesta seks tukar pasangan alias swinger, mendapat tanggapan psikolog.

Psikolog Anrilia Ema, MEd dari RS Hermina menerangkan ada pasangan yang menganut prinsip hedonisme, yaitu mengutamakan kesenangan pribadi dan cenderung tak mengindahkan prinsip umum.

BACA JUGA: Pesta Haram Tukar Pasangan, Harus Tunjukkan Buku Nikah

Dari sudut pandang psikologi seksual, tindakan tersebut termasuk dalam golongan perilaku seksual tidak lazim. "Sebab berbeda dari norma yang berlaku umum yang dianut oleh kebanyakan orang," katanya, seperti diberitakan Sumatera Ekspres (Jawa Pos Group).

Beberapa orang memiliki kecenderungan perilaku seksual yang berbeda dari lazim lantaran mendapatkan kenikmatan seksualnya dari melakukan hal yang justru tidak umum. Bagaimana itu bisa terjadi, kata dia, harus melihat preferensi setiap orang dan pasangan. Termasuk bagaimana komitmen pasangan menjalankan sebuah hubungan dan prinsip hidup apa yang dianut.

BACA JUGA: Berita Terbaru Pasutri Tukar Pasangan Saat Berhubungan Intim

“Prinsip hedonisme memang cenderung mengedepankan kesenangan pribadi. Jadi ya memang umumnya pelaku tak menganut values yang sama dengan yang berlaku umum," tukasnya.

Psikolog RS Siloam Sriwijaya Palembang, Renny Permataria Sari Spsi mengatakan, banyak faktor pemicu swinger. “Mungkin pelaku anggap hal tidak wajar menjadi hal biasa,” ujarnya. Faktor lain, bisa dipengaruhi narkoba tingkat akut.

BACA JUGA: Pasutri yang Doyan Tukar Pasangan Digerebek Tanpa Busana

Pengaruh narkoba membuat kesadaran diri, emosi dan perilaku tidak terkontrol. Kontrol diri yang kurang akhirnya melegalkan seks bebas. Ditambah, kurangnya landasan agama yang diperoleh dan juga karena pengaruhi film porno.

Dr Siti Mirza Nuriah SpOG menerangkan gonta ganti pasangan khususnya urusan seksual menjadi sarana termudah penularan penyakit, terutama pada wanita. Salah satunya kanker serviks atau kanker leher rahim. Penyakit yang mengancam wanita ini lebih rentan ditularkan melalui hubungan seksual banyak pasangan. “Tidak setia dengan pasangan berisiko terinfeksi HPV,” ujarnya.

Diakuinya, gonti-ganti pasangan akan meningkatkan kemungkinan virus ini ditularkan dari orang yang sudah terinfeksi ke orang lain. “Wanita pun jauh lebih berisiko. Risiko infeksi HPV berkembang menjadi kanker serviks mencapai 99 persen, tetapi kanker penis hanya 42 persen,” cetusnya.

Namun, penyebaran penyakit lain juga rawan. Misalnya penyakit kutil kelamin yang disebabkan HPV. (qiw/vis/fad/ce2)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Polda Usut Praktik Tukar Pasangan di Banten


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler