jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Lembaga Pengkajian MPR Ahmad Farhan Hamid berharap para dosen yang mengikuti pelatihan untuk pelatih (training of trainers) Empat Pilar MPR bisa menularkan nilai-nilai positif dan menyebarkan hasil pelatihan kepada mahasiswa, keluarga dan masyarakat. Hal itu dilakukan agar semua warga negara mengetahui prinsip hidup berbangsa dan bernegara.
"Dosen peserta pelatihan untuk pelatih yang jumlahnya 100 orang ini setelah mengikuti pelatihan dan kembali ke kampus bisa menyebarkan kepada para mahasiswa, kemudian juga kepada keluarga dan masyarakat. Para dosen bisa menularkan nilai-nilai positif itu," harap Ahmad Farhan Hamid yang ditemui di sela-sela diskusi kelompok pada pelatihan untuk pelatih di lingkungan perguruan tinggi negeri dan swasta se-Provinsi Aceh di Banda Aceh, Minggu (1/10). Ahmad Farhan Hamid menjadi pembicara dalam diskusi kelompok ini.
BACA JUGA: Ketua MPR: Jadikan Pancasila Perilaku Sehari-Hari
Ahmad Farhan Hamid mengibaratkan pelatihan untuk pelatih ini seperti menanam pohon yang menghasilkan buah. Melalui pelatihan ini, dia berharap para dosen bisa melahirkan masyarakat yang memahami pedoman hidup berbangsa dan bernegara.
"Semua warga negara sebaiknya mengetahui tentang prinsip-prinsip bernegara yang kita sebut dengan Empat Pilar MPR RI," ujarnya.
BACA JUGA: Intsiawati Ayus: Anggota MPR Menjadi Tontonan dan Tuntunan
"Kalau sudah mengetahui prinsip bernegara itu mudah-mudahan tidak timbul saling fitnah, curiga mencurigai, ketidakadilan," imbuhnya.
Dengan cara itu, lanjut Farhan Hamid, kita memupuk ke-Indonesiaan menjadi negara yang lebih maju. Sebab tantangan ke depan bangsa ini adalah bersaing dengan negara lain untuk perbaikan kehidupan dan kesejahteraan.
BACA JUGA: Pagelaran Wayang Sebagai Media Membangun Persatuan
"Hasil kajian Lembaga Pengkajian menemukan perlu sirkulasi yang lebih cepat untuk sosialisasi nilai-nilai kebangsaan," kata Wakil Ketua MPR periode 2009 - 2014 ini.
Farhan Hamid menjelaskan Training of trainer (pelatihan untuk pelatih) Empat Pilar MPR ini mengumpulkan para dosen dari perguruan tinggi negeri dan swasta se-Provinsi Aceh. Dosen-dosen ini kelompok strategis. Mereka diberi kebebasan untuk membahas mulai proses pra kemerdekaan sampai di awal kemerdekaan. Saat itu ada diskusi di antara pemimpin bangsa menjelang kemerdekaan Indonesia mengenai dasar negara hingga merumuskan sila-sila Pancasila.
“Para dosen ini membahas secara berulang-ulang sampai bisa memahami mengapa MPR periode 1999-2004 memutuskan tidak melakukan perubahan pada pembukaan UUD," jelasnya.
Dalam diskusi kelompok, Farhan Hamid menilai peserta sangat dinamis. “Yang membuat saya terkejut peserta dinamis sekali. Mereka memasukan tantangan lain di luar tantangan internal yang sudah teridentifikasi. Mereka melahirkan gagasan baru seperti tantangan penyalahgunaan narkoba, bagaimana warga negara taat membayar pajak sebagai sumber penerimaan negara," katanya.
"Kita dapat pikiran-pikiran seperti itu dalam diskusi kelompok pada pelatihan Empat Pilar MPR ini. Saya harap MPR merumuskan ulang dengan masukan ini," pungkasnya.(adv/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Banyak Persoalan Diselesaikan Tak Mengacu Pada Konstitusi
Redaktur & Reporter : Friederich