Farida dan Zaynab, 2 Perempuan Muslim yang Selamatkan Umat Kristen dari Maute

Selasa, 30 Mei 2017 – 07:38 WIB
Sebuah helikopter militer Filipina terbang di atas masjid di Kota Marawi. Foto: AP

jpnn.com, MARAWI - Kehidupan aman dan tenteram warga Kota Marawi, Provinsi Lanao del Sur di Pulau Mindanao, Filipina berubah seketika. Militan Maute datang menjarah dan menguasai kota sejak Selasa (23/5) kemarin.

Di tengah ketakutan dan derita warga Marawi, tertulislah kisah heroik dua wanita muslim yang berani mengorbankan nyawa demi pemeluk agama Kristen, dari bahaya maut di tangan militan Maute.

BACA JUGA: ISIS Ingin Filipina Selatan Basis Kekuatan, Jangan Menjalar ke Indonesia

Cerita pertama tentang Farida. Aksi keberanian Farida keluar dari penuturan Cris. Farida adalah pemilik toko senjata di Marawi, Cris salah seorang pegawainya yang sudah lama bekerja dengan Farida. Cris yang memeluk agama Kristen, tinggal bersama keluarganya di Marawi.

Di hari yang kelam itu, Cris mengingat bahwa sekelompok teroris menerobos masuk ke toko senjata tempat dia bekerja, "Mam Farida menghadapi mereka. Konfrontasi itu benar-benar dari mata ke mata yang menunjukkan keseriusan pesan dan keputusan pribadi yang ditunjukkan Mam Farida kepada orang-orang bersenjata," kata Cris seperti dilansir Inquirer.

BACA JUGA: Duterte Tawarkan Gaji dan Rumah Buat Militan yang Mau Membasmi Maute

Pemimpin kelompok tersebut memerintahkan agar semua senjata dan amunisi di tokonya itu dikeluarkan. Saat itu, si pemimpin lalu menanyai Farida tentang identitas karyawannya.

Farida lalu melangkah mundur, untuk berdiri di tengah 13 pegawainya yang meringkuk bersama di bawah ancama sepuluh teroris bersenjata. "Anda harus membunuh saya terlebih dahulu sebelum Anda bisa menyentuh mereka," ujar Farida seperti ditirukan Cris.

BACA JUGA: Ada WNI Terdeteksi Mau Berperang di Marawi

Cris adalah salah seorang dari 17 pegawai Farida yang bekerja di dua toko keluarga Farida di Marawi, satu di Basak Malutlut dan satu lagi di Banggolo, yang juga dijarah.

Pada awal pengepungan, 13 karyawan berada di toko Basak Malutlut sementara empat lainnya di Banggolo. Sebagian besar dari 17 karyawan telah dipekerjakan oleh Farida selama lebih dari satu dekade. Banyak yang tinggal bersama keluarga mereka di sebuah kompleks di Basak Malutlut. "Seandainya para teroris menangkap kami, pasti keluarga kami juga akan diambil," sambung Cris.

Cris dan keluarganya adalah sebagian kecil pemeluk Kristen di Marawi. Andai tidak ada gejola pemberontakan, kehidupan atau hubungan muslim dan non-muslim sejatinya berjalan damai. Farida adalah salah seorang pengusaha muslim yang tak masalah mempekerjakan non-muslim bersamanya.

"Saat itu kami khawatir. Kami tahu, andai kami tidak dilukai, para teroris mungkin tertarik pada keterampilan teknis kami lainnya. Ketika para teroris pergi, Mam Farida memerintahkan kami untuk menjemput keluarga kami dan membawa mereka ke rumah saudara di Bangon, enam kilometer jauhnya," ujar Cris.

Di sana mereka dibawa lagi oleh paman Farida dan diungsikan ke rumah keluarga di Padian, dekat danau, di mana mereka bergabung dengan empat pegawai lainnya dari toko senjata Banggolo. Keesokan harinya, mereka menyeberangi danau ke kota Binidayan dan dari sana pergi ke Iligan City, berhasil menjauh dari Marawi.

Satu kisah pendek lagi datang dari wanita muslim bernama Zaynab. Sekitar pukul lima sore pada hari Selasa, saat para teroris menguasai distrik utama Marawi, Zaynab, seorang pekerja bantuan pembangunan dan kemanusiaan, sedang menghitung orang-orang pemeluk agama Kristen yang sedang berlindung.

Keesokan harinya, dia mengumpulkan 20 dari mereka, beberapa staf dan anggota keluarga, dan memasukkan mereka ke dalam kendaraan yang membawa mereka ke Iligan, menempuh perjalanan jauh ke selatan melalui Malabang untuk menghindari kemacetan di jalan Iligan-Marawi. Pikirannya cuma satu; bagaimana bisa menjauhkan mereka dari Marawi.

Mereka menempuh perjalanan selama 15 jam atau tiga kali dari waktu normal perjalanan. Mengonsumi makanan sudah tidak terpikirkan lagi oleh Zaynab. Padahal dia adalah seorang penderita diabetes.

"Saya tidak memikirkan bahaya. Saya siap mati sebelum mereka (teroris) bisa membahayakan orang Kristen," katanya. (adk/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mabes Polri Dalami Info soal WNI Tewas di Marawi


Redaktur & Reporter : Adek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Maute   Marawi  

Terpopuler