jpnn.com, SERANG - Faridah (21), perempuan yang mengaku sebagai dokter bedah di sebuah rumah sakit swasta di Kabupaten Serang, Banten, diduga telah menipu puluhan calon tenaga kerja.
Puluhan calon tenaga kerja itu dijanjikan bekerja di instansi tempatnya bekerja dengan syarat menyetorkan sejumlah uang.
BACA JUGA: Tipu Konsumen hingga Miliaran, Pengusaha Properti Ditangkap
Sabtu (29/7), Faridah dijemput dari kontrakkannya di kawasan Ciceri, Kota Serang oleh puluhan korbannya, lantas dibawa ke Mapolsek Serang. Faridah tidak sendiri. Dia ditemani oleh suaminya bernama Nur Hadi.
“Dibawa tadi pagi jam sepuluh. Pelakunya ada di dalam (ruang pemeriksaan, red) sama suaminya,” kata pelapor bernama Usep.
BACA JUGA: Nina Zatulini Kesal Honor Endorsment Dibawa Kabur Manajer
Usep merupakan satu dari puluhan calon tenaga kerja yang merasa ditipu oleh Faridah. Dia bersama rekan-rekannya melaporkan Faridah dengan tuduhan penipuan.
“Saya dikenalin sama teman saya, abis lebaran kemarin. Saya dijanjiin kerja jadi operator di RS Hermina. Syaratnya mah biasa, surat lamaran sama fotocopy ijazah. Ditambah uang administrasi Rp1,2 juta,” kata warga Cikande.
BACA JUGA: Janjikan Masuk PNS, Pria Ngaku Mantan Kadis Kampar Ditangkap
Saat berkenalan, Faridah mengaku berprofesi sebagai dokter bedah di RS Hermina. Faridah menjanjikan Usep pekerjaan sebagai operator di RS Hermina.
“Saya percaya, karena kata teman saya dia sudah ketemu manajer rumah sakit langsung. Saya bayar cicil. Pertama Rp500 ribu dan kedua Rp700 ribu,” uja Cikande.
Korban lainnya, Nia Indriani (21) mengatakan, Faridah menjanjikannya pekerjaan sebagai apoteker di RS Hermina.
Gadis asal Cimuncang, Kota Serang itu diharuskan menyerahkan uang Rp1,2 juta. “Saya tahu ada lowongan dari Asna (korban lain, red). Ketemuan di alun-alun Serang, ngasih lamaran sama uang Rp1,2 juta,” kata Nia.
Sesuai menyerahkan uang, Nia Indriani diminta mengikuti training bersama calon tenaga kerja lainnya sebelum resmi bekerja di RS Hermina. Uniknya, training tersebut dilakukan di alun-alun Serang.
“Disuruh training tanggal 20 Juli kemarin. Suka-suka dia mau dimana aja. Kadang di mal. Disuruh ngapalin aja,” kata Nia.
Samsuri (28) juga mengalami hal serupa. Dia dijanjikan bekerja sebagai operator RS Hermina. Bahkan, Samsuri rela meninggalkan pekerjaannya sebagai pegawai toko demi pekerjaan yang dijanjikan Faridah.
“Saya dijanjiin dapat gaji pertama Rp3,4 juta. Setiap tiga bulan ada kenaikan sekali gaji. Saya bela-belain mundur dari jaga toko,” keluh Samsuri.
Lelaki asal Brebes, Jawa Tengah itu mengaku menginginkan agar Faridah dapat mengembalikan uang miliknya. “Saya kasih sama Rp1,2 juta,” ujar Samsuri.
Sementara korban lain bernama Norma (21) mengaku sudah mencurigai Faridah sejak dilakukan training. Namun, Faridah berhasil menepisnya. “Dia selalu marah-marah, bentak-bentak. Masa, dokter kok ngomongnya kasar,” ujar Norma.
Kecurigaan puluhan korban semakin menguat, setelah korban tidak juga melakukan training di RS Hermina.
“Ada jas putih dokter di kamarnya. Kalau ditanyain, dia selalu ngomong, “kalau gak percaya, tanya di rumah sakit, dokter Faridah”,” kata Norma.
Hingga pukul 15.00 WIB, Faridah dan Nur Hadi masih dalam ruang pemeriksaan. Radar Banten (Jawa Pos Group) belum dapat mengonfirmasi tuduhan itu.
Kanitreskrim Polsek Serang Inspektur Polisi Dua (Ipda) Juwandi membenarkan laporan tersebut. “Betul ada laporan. Sekarang terlapor masih diperiksa. Pelapor ada empat orang yang sudah periksa,” kata Juwandi. (nda)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kumpulkan Para Janda, tapi Akhirnyaâ¦Rasain!
Redaktur & Reporter : Soetomo