Fase III Pengujian Vaksin Covid-19 Aman, Tak Ada Hal Mengkhawatirkan

Selasa, 03 November 2020 – 19:44 WIB
Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin COVID-19 Sinovac, Prof Kusnandi Rusmil. Foto: ANTARA/Bagus Ahmad Rizaldi

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin Covid-19 Universitas Padjadjaran (Unpad) Kusnandi Rusmil menyebut Indonesia tengah melakukan proses pengujian vaksin Covid-19 fase ketiga di Bandung, Jawa Barat.

Sebanyak 1.650 orang disuntikkan vaksin untuk tahap kedua tanpa gejala yang berbahaya.

BACA JUGA: Guru Besar Unpad Yakin Vaksin Covid-19 yang Tengah Diuji di Bandung Aman

Kusnandi mengatakan itu saat menghadiri diskusi daring berjudul Menjawab Berbagai Keraguan Soal Vaksin yang disiarkan akun Youtube Kemkominfo TV, Selasa (3/11).

"Kami telah melakukan 1.620 yang disuntikkan tahap pertama, kemudian 1.650 disuntikkan tahap kedua. Sampai sekarang tidak ada yang mengkhawatirkan," kata Kusnandi.

BACA JUGA: Soal Vaksin Covid-19, Menko Airlangga: Keselamatan adalah Hukum Tertinggi

Dia mengaku, sudah sering mengikuti uji klinis untuk vaksin beberapa penyakit, seperti tifus dan tetanus.

Uji klinis untuk vaksin Covid-19 sangat aman dan berhati-hati.

BACA JUGA: Geber Pelacakan Covid-19, Satgas & Kemenkes Luncurkan Program Penguatan Tracing

"Hasil yang selama ini di Indonesia bagus. Saya melakukan uji klinis bukan pertama kali. Saya melakukan uji klinis di atas 30 kali. Ini termasuk uji klinis yang aman, dibandingkan waktu saya uji klinis untuk vaksin tifus dan tetanus," ungkap dia.

Namun, Kusnandi tidak mengetahui persoalan waktu vaksin dilakukan ke masyarakat.

Pemberian vaksin, kata dia, menjadi urusan pemerintah dengan lebih dahulu lolos uji klinis.

"Saya melaporkan uji klinis baik atau tidak, kalau tidak baik, saya bilang tidak baik. Kalau baik saya bilang baik," ungkap dia.

Kusnandi tidak memungkiri terdapat sukarelawan yang mengundurkan diri atau drop out selama uji klinis fase ketiga.

Namun, Kusnandi menerangkan, mereka yang mengundurkan diri bukan karena reaksi yang ditimbulkan oleh vaksin.

"Memang ada drop out, tetapi bukan karena reaksi vaksin," pungkas dia. (ast/jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler