jpnn.com, BULELENG - Fasilitas mandi cuci kakus (MCK) bagi warga di kamp-kamp pengungsi akibat erupsi Gunung Agung di Bali masih sangat terbatas. Akibatnya, pengungsi harus mengantre selama berjam-jam demi memanfaatkan kamar mandi.
Kondisi itu bisa ditemui di Desa Tembok, Kabupaten Buleleng. Di Kamp Agung 3 Desa Tembok ada 161 warga asal Desa Dukuh yang mengungsi.
BACA JUGA: Puluhan Anak Terjangkit HIV/AIDS akibat Tertular dari Ortu
Mereka hanya memanfaatkan satu unit kamar mandi yang tersedia. Tak pelak, para pengungsi harus mengantre selama berjam-jam demi menggunakan kamar mandi.
Salah seorang pengungsi, I Nengah Sungsang menuturkan, ratusan warga itu harus mengantre sejak pukul 03.00 dini hari. Antrean mengular hingga siang hari. Antrean menjadi makin panjang ketika warga harus melakukan aktivitas mencuci.
BACA JUGA: Gunung Agung Erupsi, Kunjungan Wisman Turun 15 Persen
“Antreannya panjang sekali. Kalau ngantre itu bisa mulai dari jam 03.00 pagi sampai siang, ya harus tunggu giliran. Syukurnya airnya lancar di sini,” kata Sungsang.
Relawan di Desa Tembok bersama PMI Buleleng pun bergeriliya mencari bantuan fasilitas MCK. Kemarin (4/12), pengungsi akhirnya mendapat bantuan empat unit MCK baru.
BACA JUGA: Bunuh Diri Tinggalkan Surat Wasiat, Isinya Bikin Merinding
Bantuan itu disalurkan dari salah satu hotel yang beroperasi di Tejakula, serta sebuah yayasan di bidang lingkungan. Koordinator Relawan Desa Tembok, Dewa Willy Asmawan mengakui jumlah fasilitas MCK di Kamp Agung 3 masih minim.
“Kami masih kekurangan lagi beberapa unit. Mengingat jumlah pengungsi sampai saat ini kurang lebih 3.200 jiwa. Karena jumlahnya terbatas, jadi antreannya cukup lama. Kami sudah upayakan bantuan dari beberapa donatur,” kata Willy.(rb/eps/mus/mus/JPR)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Putus Cinta, Agus Gantung Diri, Tinggalkan Sepucuk Surat..
Redaktur & Reporter : Antoni