jpnn.com - PASAR di Jakarta identik kumuh, semrawut dan tak terawat. Tapi berbeda dengan Pasar Bata Putih. Salah satu pasar di Kecamatan Kebayoran Lama itu cukup terawat bahkan memiliki fasilitas Taman Pendidikan Alquran (TPA). Seperti apa?
DANANG FAJAR
BACA JUGA: Kisah Di Balik Kebangkitan Perinus Sorong
Siang kemarin (5/9) seperti biasa pengunjung memadati Pasar Bata Putih, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Tidak ada yang membedakan pasar itu dengan pasar lainnya. Transaksi jual beli terus berlangsung hingga sore hari. Puluhan pedagang berlomba-lomba menarik konsumennya agar mau berbelanja di tempat mereka berjualan. Namun suasana di pasar tersebut, berubah drastis ketika memasuki sore hari.
Secara perlahan satu persatu pedagang yang memiliki anak maupun warga yang berada di sekitar pasar beranjak ke lantai tiga pasar tersebut. Mereka mengantarkan anak-anak mereka untuk belajar mengaji di TPA Al Khoiriyah yang berada di lantai 3 Pasar Bata Putih tersebut.
BACA JUGA: Enam Bulan Petugas Berteman Nyamuk Malaria
Kepala Pasar Bata Putih, Ahmad Subhan mengatakan pembentukan TPA berdasar kesepakatan pedagang yang rata-rata memiliki anak dan diajak saat berjualan. mereka ingin agar anaknya memiliki kegiatan saat mengikuti orangtuanya berdagang mencari nafkah di sana.
”TPA ini sudah ada di sini sejak 2007 lalu,” ujar Subhan saat berbincang dengan INDOPOS (Grup JPNN).
BACA JUGA: Lepas Jilbab, Berdandan Klimis, Ngaku Punya Teman Dekat
Dia juga mengatakan, tahun pertamanya 25 anak-anak belajar di sana. Pria yang akrab disapa Aan ini juga mengatakan, saat kali pertama di buka para santri TPA Al Kohiriyah itu wajib membawa peralatan mengaji. Seperti buku Iqro, Alquran dan Juz Amma. Namun perlahan, para pedagang dan warga sekitar turut membantu menyumbangkan peralatan mengaji.
”Bahkan kami juga dapat bantuan meja untuk mengaji para santri,” katanya juga.
Dia juga menceritakan, awalnya TPA yang berada di Pasar Bata Putih itu hanya memiliki 25 orang santri. Dalam enam tahun santri di TPA itu bertambah empat kali lipat.
”Sekarang jumlah santri mencapai 115 orang,” ungkap Aan lagi.
Ditanyakan mengenai tenaga pengajar, Subhan yang sebelumnya menjabat Staf Humas PD Pasar Jaya ini mengaatkan tenaga pengajar didapatkan dari pengurus Masjid Al Ahyar yang lokasinya juga berada di lingkungan pasar.
”Selain itu ada juga pedagang yang berprofesi sebagai ustadz yang mengajar santri di TPA ini,” terangnya lagi.
Seiring keberadaan TPA Al Khoiriyah, membuat pedagang wanita di Pasar Bata Putih membentuk majelis taklim. Para pedagang perempuan itu mengaji setidaknya satu minggu sekali.
”Para pedagang sangat antusias menyambut kegiatan majelis taklim dan TPA yang ada di pasar ini,” katanya lagi.
Subhan juga menceritakan, sebenarnya untuk fasilitas belajar mengajar anak-anak, sebenarnya sudah ada dua pasar yang memiliki fasilitas Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Yakni Pasar Induk Kramat Jati dan Pasar Minggu.
”Tapi kalau untuk TPA, mungkin baru Pasar Bata Putih ini yang memiliki,” ucapnya juga.
Karena itu, dia berharap kepada pengelolasa pasar lain agar memberikan kesempatan kepada anak-anak para pedagang menimba ilmu. Caranya dengan menyediakan sarana pendidikan baik berbentuk TPA maupun PAUD.
”Dibanding anak-anak ini harus mengikuti ibunya berjualan di kios, lebih baik kan mereka mengaji atau belajar di PAUD atau TPA,” ungkapnya lagi.
Sementara itu di lokasi yang sama, salah satu pedagang sayur mayur, Maesaroh (47) mengaku sangat terbantu dengan adanya TPA Al Khoiriyah yang dikelola manajemen Pasar Bata Putih tersebut. Sebab dia sejak pagi sudah harus menjaga kios miliknya.
”Kalau sore, sambil berdagang saya titipkan anak saya belajar di TPA. Biar dia bisa mengaji dan pintar,” terangnya.
Maesaroh juga menjelaskan, sebelumnya anak pertamanya juga sempat belajar mengaji di TPA Al Khoiriyah yang ada Pasar Bata Putih tersebut. ”Sekarang anak pertama saya kan sudah besar, jadi giliran adiknya yang mengaji di sini sambil nemenin saya berjualan,” paparnya. (*)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sudah Koleksi 200 Bilah, Bercita-cita Dirikan Museum
Redaktur : Tim Redaksi