Fasli Jalal Dapat Gelar Profesor Kehormatan Fujian Normal University

Sabtu, 25 Februari 2023 – 14:24 WIB
Fujian Normal University, Tiongkok memberikan anugerah gelar profesor kehormatan kepada Prof. dr. Fasli Jalal, Sp.GK., Ph.D. Foto Mesya/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Fujian Normal University, Tiongkok memberikan anugerah gelar profesor kehormatan kepada Prof. dr. Fasli Jalal, Sp.GK., Ph.D.

Rektor Universitas Yarsi itu menerima gelar tersebut atas usahanya dalam bidang pendidikan dan pertukaran budaya antara Indonesia dan Tiongkok. 

BACA JUGA: China Bakal Latih Ribuan Guru Indonesia Berbahasa Mandarin, Apa Tujuannya?

Presiden Fujian Normal University Prof. Wang Changping menyampaikan kontribusi Prof. Fasli sangat besar bagi perkembangan bahasa Mandarin di Indonesia.

"Sejak 2010 saat Prof. Fasli menjabat sebagai wakil menteri pendidikan dan kebudayaan, bahkan sebelumnya terus memberikan kontribusi luar biasa yang tidak ternilai harganya. Terutama dalam pendirian enam pusat bahasa Mandarin di Indonesia," tutur Prof. Wang Changping dalam sambutannya di di kampus Universitas Yarsi, Jumat (24/2).

BACA JUGA: Pemerintah China Beri Pelatihan Bahasa Mandarin kepada 81 Kepala Sekolah Indonesia

Dia berharap ke depan kerja sama kedua negara di sektor pendidikan dan lainnya bisa terus diperkuat.

Indonesia dan Tiongkok merupakan negara besar yang saling membutuhkan satu sama lain.

BACA JUGA: Dana Hibah Kemendikbudristek Topang Laboratorium Riset Universitas Yarsi di Masa Pandemi

Prof. Fasli menceritakan pada masa Orde Baru hubungan Indonesia dan Tiongkok memang renggang.

Kepentingan politik pada masa itu menyebabkan bahasa dan budaya Tionghoa di Indonesia tidak bisa berkembang.

Dari perjalanan sejarah, nenek moyang orang Indonesia mempunyai hubungan dekat dengan Tiongkok. Banyak keturunan Tionghoa yang sudah menjadi warga negara Indonesia.

"Jadi, waktu itu sebelum Pak Harto (Presiden Soeharto) berakhir (masa pemerintahannya), sebetulnya hubungan dagang sudah dimulai, walaupun hubungan diplomatik belum," terang dia.

Fasli mengatakan hubungan dagang itu membuka banyak kerja sama. Meningkatnya hubungan kerja sama kedua negara mendorong perlunya pembelajaran bahasa Mandarin.

Presiden Gus Dur saat itu ternyata juga sangat mendukung sehingga upaya untuk mengembalikan memori masa lalu bisa dimulai lagi.

Batch pertama (kursus)  hanya diikuti 400 orang, lalu, berkembang dalam 10 tahun menjadi 18 ribu per tahun.

Saat ini, ujar Prof. Fasli, pelajaran bahasa Mandarin tidak hanya hadir di universitas, tetapi hingga ke sekolah menengah.

Tiongkok pun menjadi mitra strategis Indonesia dalam berbagai bidang termasuk sektor pendidikan.

"Tiongkok banyak menawarkan beasiswa untuk mahasiswa Indonesia dengan beragam program keilmuan agar bisa mempelajari bahasa China serta budayanya," terangnya.

Dengan gelar Profesor Kehormatan, Prof. Fasli juga menjadi bagian dari Fujian Normal University untuk memberikan perkuliahan atau pembicara dalam seminar internasional di Tiongkok.

Pada kesempatan sama, Prof. Tjandra Yoga Aditama selaku direktur Pascasarjana Universitas Yarsi mengatakan Prof. Fasli sejak masih menjadi pejabat di Kemendikbud memang banyak berperan penting dalam kerja sama pendidikan dengan Tiongkok.

Bahasa Mandarin menempati urutan kedua sebagai bahasa yang paling banyak digunakan di dunia, sesudah bahasa Inggris.

"Kegiatan bersama ini merupakan salah satu bentuk nyata kegiatan internasionalisasi Universitas Yarsi, dan diharapkan berperan penting dalam kerja sama Indonesia dengan Tiongkok," terang Prof. Tjandra Yoga Aditama. (esy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Langkah Penting Sebelum Mengukuhkan Gelar Profesor ke Mega, Wajib Diperhatikan!


Redaktur : M. Rasyid Ridha
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler