jpnn.com, JAKARTA - Fatih Bilingual School bekerja sama dengan Teuku Nyak Arif Bilingual School dan Dinas Pendidikan Provinsi Aceh untuk pertama kalinya mengadakan kegiatan Fatih Development of Teacher Proficiency (FDTP). Tema yang diambil Improving the Quality of Education,Where to Start?
GM Fatih Bilingual School Nurhadi Hafman menjelaskan, FDTP merupakan program pengembangan kinerja mengajar untuk para guru, pemimpin sekolah, mahasiswa, akademisi dan pengamat pendidikan se-Provinsi Aceh.
BACA JUGA: Mewakili Indonesia, Siswa Fatih Bilingual School Ukir Prestasi di Jepang
Adapun tujuan dari program ini adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan di Aceh dan membagikan pengalaman mengenai teknik serta cara mengajar yang efisien sesuai perkembangan zaman.
"Kegiatan ini dilaksanakan pada 2 - 4 Januari 2020 dan dibuka Wali Kota Banda Aceh Aminullah Usman pada Kamis, 2 Januari 2019 di Aula Kampus Fatih Bilingual School," terang Nurhadi dalam pernyataan resminya, Sabtu (4/1).
BACA JUGA: Guru Harus Punya Izin Praktik Mengajar
Kegiatan ini lanjutnya, diikuti 204 peserta dari 14 kota/kabupaten, 3 keynote speakers, 28 pembicara dengan 44 topik untuk sesi workshop atau breakout session.
Program FDTP diisi dengan berbagai topik menarik yang disampaikan Keynote Speakers ternama membahas tentang reflective skill dan merupakan kemampuan dasar yang sangat diperlukan dalam meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah.
Para pembicara ternama di antaranya Dianindah Apriyani (Senior Country Manager of Indonesia, Cambridge Assessment International Education), Prof. Dr. Setiono Sugiharto (Graduate School of Applied English Linguistics, Atma Jaya University), Indra Charismiadji (Education Consultant, 21st Century Learning Expert).
Selain memiliki tiga sesi utama yang diisi keynote speaker, pada kegiatan ini juga diadakan breakout session di mana para peserta dapat memilih berbagai topik spesifik sesuai minat mereka dalam grup peserta yang lebih kecil.
Pada Breakout Sessions, jelang Nurhadi, para peserta dapat lebih mendalami ide-ide baru, saling berbagi best practices dan berdiskusi secara lebih detail. Para peserta diberikan pilihan untuk memilih dari total sembilan breakout sessions selama tiga hari.
Program ini juga menggunakan dua bahasa yakni Bahasa Indonesia dan Inggris. Adapun durasi pelatihan dari masing-masing general session dan breakout session adalah 60 menit dengan total durasi pelatihan selama 3 hari yaitu 720 menit bagi setiap peserta.
"Program ini bersifat gratis, dan diharapkan memberikan dampak positif untuk dunia pendidikan khususnya di Provinsi Aceh," tandasnya. (esy/jpnn)
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad