FBI: Senjata untuk Menembak Donald Trump Bukan Ilegal

Senin, 15 Juli 2024 – 15:46 WIB
Mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump ditembak saat sedang berkampanye di Butler County, Pennsylvania, Sabtu (13/7) siang waktu setempat. Foto: REBECCA DROKE / AFP

jpnn.com - WASHINGTON - Biro Investigasi Federal (FBI) Amerika Serikat menyelidiki upaya pembunuhan terhadap Donald Trump saat kampanye di Pennsylvania sebagai "potensi aksi terorisme dalam negeri".

Dugaan kuat, Thomas Matthew Crooks (20) yang merupakan pelaku penembakan, bertindak sendirian.

BACA JUGA: Donald Trump Ditembak, Presiden Jokowi Bereaksi Begini

“Pada titik ini (dalam) penyelidikan, tampaknya dia adalah aktor tunggal. Namun, kami masih melakukan penyelidikan lebih lanjut,” kata Robert Wells, asisten direktur eksekutif Departemen Keamanan Nasional FBI, kepada wartawan, Minggu (14/7).

"Kami menyelidiki ini sebagai upaya pembunuhan tetapi juga melihatnya sebagai potensi aksi terorisme dalam negeri," tambahnya.

BACA JUGA: Menurut FBI, Inilah Profil Penembak Donald Trump

FBI masih berupaya mengungkap motif pria Pennsylvania itu menembak Trump.

"Saat ini divisi kontraterorisme dan kriminal kami bekerja sama untuk menentukan motif penembakan," ujar Wells.

BACA JUGA: Melamar Jadi Pembunuh Bayaran, Pria Ini Langsung Ditangkap FBI

Agen Khusus FBI Kevin Rojek mengatakan senjata yang digunakan dalam upaya pembunuhan tersebut adalah “senapan AR-style 556” yang dibeli secara legal.

Crooks ditembak mati oleh agen Dinas Rahasia setelah dia melepaskan tembakan dari tempat yang menurut badan tersebut berada di posisi tinggi di luar lapangan Butler, Pennsylvania, tempat Trump berpidato di hadapan para pendukungnya menjelang pemilihan presiden pada November.

Pihak berwenang belum mengetahui motif penembakan tersebut.

Presiden Joe Biden mengatakan dia telah menginstruksikan para pejabat untuk memastikan bahwa penyelidikan yang sedang berlangsung terhadap penembakan Sabtu itu “menyeluruh dan cepat” dan bahwa para penyelidik “memiliki semua sumber daya yang mereka perlukan untuk menyelesaikannya.” (Anadolu-OANA/antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Soetomo Samsu

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler