jpnn.com - Dalam peribahasa Jawa ada ungkapan ‘’milih jenang utawa jeneng’’, artinya ‘’memilih antara kue atau nama’’.
Jenang adalah sejenis kue, dalam pribahasa ini menjadi lambang uang, kekayaan, dan kepangkatan.
BACA JUGA: Alasan Febri Diansyah Bersedia Mendampingi Putri Candrawathi
Jeneng dalam Bahasa Jawa artinya nama, dalam peribahasa ini berarti nama baik, kehormatan, dan reputasi.
Jenang dan jeneng sering kali menjadi pilihan yang dilematis dalam kehidupan.
BACA JUGA: Ada Canda soal Mobil Dinas pada Hari Terakhir Febri Diansyah Berkantor di KPK
Ketika diperhadapkan pada dua pilihan itu, seseorang akan mengalami kesulitan untuk memilih.
Mereka yang mempunyai idealisme tinggi akan memilih jeneng.
BACA JUGA: Novel Baswedan Kecewa Temannya Jadi Pengacara Istri Ferdy Sambo
Akan tetapi, mereka yang pragmatis dan oportunistis akan memilih jenang.
Pilihan dalam hidup sering kali tidak sesederhana itu.
Pilihan hidup sering kali lebih complicated, serba ruwet, dan tidak clear cut, tidak jelas potongannya.
Pilihan tidak selalu jelas antara hitam dan putih, tetapi lebih sering penuh dengan warna abu-abu.
Febri Diansyah merupakan seorang lawyer muda yang mempunyai ‘’jeneng’’ yang bagus.
Reputasi dan integritasnya terhadap profesi sudah diakui publik.
Dia membangun jeneng itu ketika menjadi juru bicara KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) di masa kepemipinan Agus Raharjo.
Ketika itu, KPK mempunyai tim penyidik buser (buru sergap) kelas wahid di bawah Novel Baswedan, Harun Al-Rasyid, dan kawan-kawan.
Febri Diansyah menjadi bagian dari the dream team KPK itu.
Febri cool dalam menghadapi media dan selalu under control menghadapi setiap tekanan.
Ketika terjadi pemecatan terhadap Novel Baswedan dan kawan-kawan melalui tes wawasan kebangsaan yang penuh lucu-lucuan itu, Febri termasuk penentang keras.
Dia kemudian memilih mengundurkan diri dari KPK.
Keputusan Febri itu mendapat acungan jempol dari banyak pihak.
KPK sudah pernah punya juru bicara yang cool juga semasa dijabat oleh Johan Budi Prasetyo.
Dia mempunyai latar belakang sebagai jurnalis, dan karena itu selalu merasa enjoy dan at ease, nyaman menghadapi media.
Johan lulus dari KPK dan kemudian banting setir menjadi politikus.
Dia direkrut oleh PDIP dan menjadi anggota DPR RI dari Dapil VII Jawa Timur.
Beda dengan Johan yang memilih jalan politik praktis, Febri pilih kembali ke kampusnya di UGM (Universitas Gadjah Mada) dan melanjutkan karier sebagai advokat.
Tidak seperti Johan yang akhirnya ketahuan punya afiliasi politik, Febri bersih dari afiliasi politik dan tidak menunjukkan kecenderungan berpolitik.
Dalam hal ini reputasi Febri masih lebih bersih ketimbang Johan.
Beberapa hari terakhir ini, Febri menjadi sorotan tajam, karena memutuskan menerima lamaran menjadi bagian dari tim penasihat hukum yang membela Ferdy Sambo dan istrinya Putri Candrawati.
Selain Febri, juga ada Rasamala Aritonang yang juga pernah bekerja di KPK, yang juga menjadi anggota tim penasihat keluarga Sambo.
Reaksi publik sangat keras terhadap keputusan Febri ini.
Dua hari terakhir, jagat Twitter ramai oleh komentar netizen terhadap keputusan Febri.
Umumnya para netizen menyayangkan keputusan Febri untuk membela keluarga Sambo.
Beberapa mantan kolega Febri di KPK juga menyayangkan keputusan Febri.
Novel Baswedan dengan tegas menyayangkan keputusan Febri, dan memintanya untuk membatalkan niatnya dan mengundurkan diri dari tim pengacara keluarga Sambo.
Febri masih bertahan dengan keputusannya.
Dia mengatakan bahwa dirinya akan memberikan bantuan secara objektif terhadap kasus Putri Candrawathi.
Febri mengatakan dirinya tidak akan terpengaruh oleh berbagai opini yang ada dan akan tetap fokus pada kasus yang membelit kliennya.
Banyak yang menyayangkan keputusan Febri ini.
Publik sudah mendapatkan informasi yang ekstensif mengebai kasus Sambo dan istrinya.
Bagaimana Sambo merancang pembunuhan terhadap Brigadir Josua dan kemudian merancang cerita palsu untuk melepaskan diri dari tanggung jawabnya sebagai aktor intelektual di balik pembunuhan itu.
Cara-cara Sambo menutupi kasus dengan merekayasa dan melakukan obstruction of justice memberinya citra yang sangat negatif di mata publik.
Peran Sambo sebagai ketua Satgassus Merah Putih--yang disebut-sebut mempunyai hubungan dengan jaringan perjudian online dengan omset triliunan rupiah--membuat citra Sambo makin suram.
Peran Putri Cendrawathi dalam kasus pembunuhan ini juga sudah terungkap.
Dia menjadi bagian dari skenario pembunuhan ini dan terlibat aktif dalam prosesnya.
Putri mengarang cerita dengan mengungkapkan adanya pelecehan seksual yang dialaminya.
Cerita ini sudah dicoret oleh polisi karena tidak cukup bukti.
Akan tetapi, belakangan tuduhan pelecehan itu dimunculkan lagi.
Sampai sekarang Putri tidak ditahan karena alasan masih mempunyai anak kecil.
Hal ini memunculkan rasa ketidakadilan yang makin besar di kalangan masyarakat.
Alasan kemanusiaan itu dianggap sebagai fabrikasi atau akal-akalan untuk memberikan perlakuan istimewa terhadap Putri.
Di berbagai tempat banyak terjadi ibu-ibu yang punya perkara pidana dan tetap ditahan meskipun punya anak balita dan harus menyusui di tahanan.
Ada seorang tahanan yang melahirkan dan kemudian dikembalikan ke tahanan bersama oroknya.
Karena itu, perlakuan istimewa terhadap Putri menjadi sorotan keprihatinan banyak pihak.
Aktivis anak Seto Mulyadi yang membela Putri, menjadi sasaran kemarahan publik karena dianggap tendensius dan pilih kasih.
Reputasi Sambo dan istrinya di mata publik telanjur negatif, dan hal ini menjadi tantangan profesional yang sangat serius bagi Febri.
Berapa besar jenang yang ditawarkan Sambo kepada Febri? Tidak ada informasi mengenai hal ini.
Febri menolak mengungkap besaran jenang yang diterimanya.
Kendati begitu, publik bisa mengira bahwa Ferdy Sambo tidak akan ragu menggelontorkan dana besar untuk menyelamatkan diri dan keluarganya.
Informasi dari pengacara Hotman Paris bisa dijadikan indikasi bahwa Ferdy Sambo siap menggelontorkan dana besar.
Dalam sebuah kesempatan Hotman mengungkap bahwa dia sempat diminta untuk menjadi pengacara Ferdy Sambo, tetapi menolak dengan berbagai alasan.
Hotman mengungkap ada fee besar di balik tawaran itu.
Febri sudah memutuskan pilihannya.
Dia memilih membela kasus yang penuh dengan kubangan lumpur.
Mungkin saja Febri mendapatkan jenang besar dari kasus ini.
Akan tetapi, dia menghadapi risiko besar terhadap jenengnya.
Kalah atau menang, reputasi Febri menjadi taruhan. (*)
Redaktur : M. Kusdharmadi
Reporter : Cak Abror