Federasi Sepakbola Australia (FFA) menyambut baik pengunduran diri Ketua FIFA Sepp Blatter.
Blatter mengundurkan diri hari Selasa malam, di tengah semakin merebaknya skandal korupsi yang menyelimuti badan sepakbola dunia tersebut.
BACA JUGA: Australia Siapkan Jenis Visa Baru Pencari Suaka
Blatter mengatakan FIFA sekarang memerlukan "perubahan besar-besaran." Dan FFA menyambut baik keputusan Blatter mengakhiri masa tugasnya selama 17 tahun terakhir.
Ketua FFA Frank Lowy dan Ketua FIFA Sepp Blatter. (Foto: Getty Images/Ross Kinnaird)
BACA JUGA: Menlu Australia Minta Iran Dilibatkan Dalam Memerangi ISIS
"FIFA memerlukan kepemimpinan baru dan pengunduran diri presidennya merupakan langkah pertama ke arah itu." kata FFA dalam sebuah pernyataan.
BACA JUGA: Meski Punah, Tasmanian Devil Tetap Jadi Lambang Negara Bagian Tasmania
"Tantangannya tidak hanya pada perubahan posisi pejabat tingginya, namun perubahan di semua tingkatan dan juga budaya yang menyertainya."
"Australia akan tetap aktif dalam forum FIFA dan AFC (Konfederasi Sepakbola Asia) dalam mempromosikan reformasi kepengurusan, dan era baru transparansi."
FFA sebelumnya mendukung calon presiden Pangeran Ali bin al-Hussein dari Yordania, yang akhirnya kalah dalam pemungutan suara di Kongres FIFA di Zurich.
"FFA percaya bahwa perlunya perubahan segera dalam tubuh FIFA diperlukan untuk menyelesaikan masalah transparansi dan tata kelola organisasi." kata Ketua FFA Frank Lowy.
Sebelumnya, Senator Independen Australia Nick Xenophon mengatakan keputusan Blatter untuk mundur merupakan 'hari yang indah' bagi sepakbola.
Senator Xenophon, yang sebelumnay memberikan 'kartu merah' kepada Blatter mengatakan bahwa keputusan pengunduran diri dilakukan karena adanya ancaman Eropa mengenai penyelenggaraan Piala Dunia di masa depan, di tengah tuduhan korupsi atas proses pencalonan di tahun 2018 dan 2022.
"It's a beautiful day for a beautiful game (Ini hari yang indah bagi permainan indah)," kata Senator Xenophon kepada Radio ABC sambil menambahkan bahwa Australia harus mencalonkan diri lagi bila Qatar dibatalkan dari tuan rumah Piala Dunia 2022.
ABC/AAP
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sydney University Akan Hapus 100 Program Studi