Federasi Serikat Guru Indonesia Tolak Penggunaan Dana BOS untuk Makan Siang Gratis

Minggu, 03 Maret 2024 – 19:40 WIB
Arsip - Seorang siswi menunjukan menu makan saat simulasi penerapan program makan siang gratis di SMP Negeri 2 Curug, Kabupaten Tangerang, Banten, Kamis (29/2/2024). (ANTARA/Azmi Samsul Maarif/aa).

jpnn.com - JAKARTA - Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) menolak wacana penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) untuk program makan siang gratis milik Capres-Cawapres Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Ketua Dewan Pakar FSGI Retno Listyarti mengatakan bahwa tidak semua sekolah di Indonesia mendapatkan dana BOS afirmasi.

BACA JUGA: Guru Tolak Penggunaan Dana BOS untuk Makan Siang Gratis

Menurut dia, selama ini BOS afirmasi hanya diberikan kepada sekolah-sekolah tersentuh saja, misalnya sekolah di wilayah tertinggal.

Meskipun tidak berada di daerah tertinggal, memang ada sejumlah sekolah yang mendapatkan BOS afirmasi.

BACA JUGA: P2G Protes: Makan Siang Gratis Siswa Sama Saja Mengambil Jatah Guru Honorer 

Namun, jumlah yang mendapatkan BOS afirmasi hanya sedikit sekolah.

Adapun besaran jumlah BOS biasanya hanya puluhan juta.

BACA JUGA: Ada Simulasi Makan Siang Gratis di Tangerang, Gibran: Kami Uji Coba Dulu

Jarang yang jumlahnya mencapai ratusan juta.

Mungkin kisaran umumnya hanya kurang lebih Rp 100 juta per tahun.

Retno pun mempertanyakan apakah anggaran sebesar itu cukup membiayai makan siang gratis selama satu tahun.

"Lalu, bagaimana dengan sekolah yang tidak mendapatkan BOS afirmasi, akan menggunakan anggaran dari mana untuk makan siang gratis di sekolahnya?” kata Retno dalam keterangannya, Minggu (3/3).

Dia menjelaskan bahwa saat ini dana BOS reguler masih minim.

Besaran dana BOS yang dikelola sekolah sangat bergantung pada jumlah peserta didiknya.

Makin banyak peserta didik, maka kian besar jumlah dana BOS yang diterima sekolah.

“Begitupun sebaliknya, makin sedikit jumlah peserta didik, maka makin kecil pula dana yang diterima.

Selain itu, dana BOS yang selama ini dikelola sekolah juga masih perlu ditambah,” ungkap Retno.

Dia mengatakan bahwa jika dana BOS yang diterima besar, maka layanan pendidikan dapat  berjalan baik.

Namun, lanjut Retno, jika dana BOS digunakan untuk makan siang gratis, dapat dipastikan jumlah yang diterima sekolah saat ini pastilah tidak cukup.

Menurut dia, sekolah bahkan tidak dapat membeli ATK, membayar listrik, air, guru honor, dan lain-lain, karena habis buat makan siang gratis.

Retno memerinci rata-rata kisaran dana BOS untuk setiap jenjang pendidikan saat ini.

1. Jenjang PAUD sebesar Rp 700 ribu per anak per tahun

2. Jenjang SD  Rp 900 ribu per anak per tahun

3. Jenjang SMP  Rp 1,1 juta per anak per tahun

4. Jenjang SMA  Rp 1,5 juta per anak per tahun

5. Jenjang SMK  Rp 1,6 juta per anak per tahun

6. Jenjang SLB  Rp 3,5 juta per anak per tahun.

“Total dana BOS yang digelontorkan Pemerintah Indonesia ke sekolah-sekolah saat ini hanya Rp 59,08 triliun per tahun, sementara anggaran makan siang gratis mencapai Rp 450 triliun per tahun,” kata Retno.

Oleh karena itu, lanjut dia, tidak mungkin dana BOS yang saat ini digelontorkan akan digunakan untuk membiayai makan siang gratis karena hal itu berarti menghentikan layanan pendidikan.

Sebelumnya, Ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) Prabowo-Gibran DKI Jakarta Ahmad Zaki Iskandar ikut meninjau simulasi makan siang gratis bersama Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto di SMP Negeri 2 Curug, Tangerang, Banten, Kamis (29/2).

Setelah peninjauan, Zaki mengusulkan pendanaan program tersebut menggunakan BOS spesifik atau afirmatif.

Melalui skema tersebut, dia mengeklaim pemantauan anggaran akan jelas dan tertib, serta bisa langsung dicairkan ke rekening sekolah terkait. (mcr4/jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!


Redaktur : M. Kusdharmadi
Reporter : Ryana Aryadita Umasugi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler