jpnn.com - BATAM - Fenomena serbuan tenaga kerja asing (TKA) di kota Batam, Kepulauan Riau ternyata sudah hingga ke level pekerja kasar.
Bahkan menurut Panglima Garda Metal Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (F-SPMI) Kota Batam, Suprapto, hal tersebut sudah terjadi sejak tiga tahun belakangan.
BACA JUGA: Serbuan TKA di Batam Kian Meresahkan
Sudah tak terhitung lagi, berapa kali Suprapto mengadukan hal ini ke pemerintah. Namun alasannya cukup klise. Pemerintah berdalih, rekrutmen TKA tersebut sudah termasuk dalam perjanjian atau kontrak antara investor dengan pemerintah.
"Lalu apa manfaat investasi itu. Mestinya investasi itu membuka kesempatan kerja bagi warga di dalam negeri," kata Suprapto seperti diberitakan batampos (Jawa Pos Group) hari ini (7/10).
BACA JUGA: Rasa Bahagia, Sedih, dan Haru Warnai Ijab Kabul Tahanan Narkoba Ini
Kepala Kepala Badan Penanaman Modal-Pelayanan Terpadu Satu Pintu (BPM-PTSP) Pemko Batam, Gustian Riau, membantah banyaknya TKA non-skill di Batam. Sebab kata dia, pihaknya menerapkan aturan tegas terkait penempatan TKA di perusahan di Batam.
Kata Gustian, syarat menjadi TKA di Indonesia adalah memiliki kompetensi sebagai tenaga ahli, bukan pekerja biasa. Selain itu, seorang TKA juga wajib memiliki tenaga pendamping dari warga asli Indonesia.
BACA JUGA: Horee... Ada Beasiswa Kuliah di Luar Negeri untuk Warga Biasa
Gustian melanjutkan, saat merekrut TKA, perusahaan terkait juga wajib memiliki Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing (RPTKA). Hal itu termasuk dalam salah satu syarat pengurusan Izin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing (IMTA).
"Wajib punya pendamping yang merupakan orang Indonesia asli. Mereka juga harus memiliki kompetensi sebagai tenaga ahli. Intinya punya skill," ujar Gustian.
Dia mengakui, selama ini banyak TKA yang mengajukan IMTA untuk bekerja sebagai pekerja kasar di Batam. Namun Gustian memastikan pihaknya menolak permohonan tersebut karena bertentangan dengan undang-undang.
"Ada (yang mengajukan), tapi izinnya tak kita keluarkan. Jadi kita hanya memberi izin yang punya keahlian, bukannya pekerja biasa atau butuh kasar," tegas Gustian.(she/cr13/cr17/ray/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pilih Jajan di Luar, Siswa Keracunan
Redaktur : Tim Redaksi