jpnn.com, JAKARTA - Pernyataan Wakil Ketua Umum Gerindra Arief Poyuono kepada Partai Demokrat dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) direspons oleh Ferdinand Hutahaean. Ketua Divisi Advokasi dan Hukum partai berlambang bintang mercy itu justru mempertanyakan kapasitas Arief di Partai Gerindra.
"Pertama yang ingin kami pertanyakan terlebih dahulu sebelum menanggapi komentar Arief Poyuono adalah benar tidak sih Arief Poyuono ini masih diakui sebagai Waketum di Gerindra," ucap Ferdinand kepada JPNN.com, Jumat malam (10/5).
BACA JUGA: Analisis Ganjar soal Andil BPN Prabowo dalam Kemenangan Jokowi di Kandang Banteng
BACA JUGA: Panas! Waketum Gerindra Minta Demokrat Keluar dari Koalisi Prabowo - Sandi
Ferdinand yang juga juru bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo - Sandiaga, melihat apa yang dinyatakan Arief hanya sebagai karakter yang meledak-ledak, tapi ibarat meriam bambu. Yang disampaikan itu tidak ada pengaruhnya.
BACA JUGA: Arief Poyuono Sebut Ketum Demokrat Seperti Serangga Undur-Undur, Keluar Saja
"Suaranya saja yang keras, tidak bisa apa-apa. Tau kan meriam bambu, bunyinya keras meletup, tetapi burung kecil saja tidak akan mati ditembak oleh meriam bambu. Jadi Arief Poyuono ini kira-kira seperti itu," tutur Ferdinand.
Oleh karena itu, lanjut politikus yang juga pengamat energi ini, yang dinyatakan Arief Poyuono tidak lebih seperti meriam bambu. Apalagi selama 8 bulan masa kampanye Pilpres, Ferdinand tak melihat kontribusi nyata Arief demi memenangkan Prabowo - Sandiaga.
BACA JUGA: Panas! Waketum Gerindra Minta Demokrat Keluar dari Koalisi Prabowo - Sandi
BACA JUGA: Arief Poyuono: Mungkin Wiranto Masih Terjangkit Virus Orde Baru
"Bahkan di BPN juga saya tidak menemukan namanya. Mungkin saya salah, tetapi saya tidak melihat nama Arief Poyuono ini masuk di Badan Pemenangan Nasional. Sebaiknya Arief Poyuono jangan terlaku banyak bicara keras, tapi sebetulnya kosong. Jangan seperti meriam bambu lah, tidak baik, kasihan diri sendiri," tandasnya. (fat/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Politikus Demokrat Minta Kivlan Zen Jangan Banyak Bicara Kasar
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam