Ferdinand Minta Masyarakat tak Memercayai Opini Negatif Soal Densus 88

Senin, 22 November 2021 – 15:30 WIB
Ferdinand Hutahaean tanggapi opini negatif soal Densus 88. Foto: arsip JPNN.com/Ricardo

jpnn.com, JAKARTA - Direktur Eksekutif Indonesia Police Monitoring Ferdinand Hutahaean mengungkapkan adanya segelintir orang yang menyebarkan opini negatif terhadap Densus 88 Antiteror Polri.

Hal itu menyusul penangkapan tiga terduga teroris di Bekasi oleh Densus 88. Salah satunya merupakan pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat yaitu AZ.

BACA JUGA: MUI DKI Siapkan Tim Siber, Ferdinand Bereaksi, Sentil Anies

Menurut Ferdinand, opini-opini negatif yang bermunculan menuding pemerintah telah menganggu Islam.

"Suara-suara mereka yang segelintir ini kemudian menjadi ramai dan riuh karena membawa-bawa agama, seolah pemerintah, Polri, dan Densus 88 mengganggu Islam, menangkapi ulama dan Islamophobia," kata Ferdinand, Senin (22/11).

BACA JUGA: Boks Shopee Food di Pinggir Jalan Bikin Heboh Warga, Terselip Secarik Surat

Ketua Yayasan Keadilan Masyarakat Mandiri itu mengatakan kritikan tersebut menunjukkan kesan pemerintahan Presiden Joko Widodo antiislam padahal wakil presidennya merupakan seorang ulama besar.

"Saya melihat ini ada unsur provokasi yang sangat keras dan ingin membenturkan Islam sebagai agama mayoritas di negeri ini dengan pemerintah, dengan Polri, dan Densus 88," ujar Ferdinand.

BACA JUGA: Tanpa Pakaian di Badan, Hendri Diikat di Tiang Listrik, Astaga!

Dia menilai penangkapan terduga teroris oleh Densus 88 justru menjadi langkah untuk melindungi negara dari aksi teror.

Untuk itu, dia mengimbau masyarakat untuk tidak memercayai opini negatif tersebut.

"Indonesia Police Monitoring meminta kepada rakyat agar tidak terprovokasi dengan suara-suara yang menyatakan bahwa penangkapan teroris yang kebetulan berlabel sebagai ulama ini adalah mengganggu Islam, bentuk kebencian kepada Islam, tidak sama sekali," tegas mantan politikus Partai Demokrat itu.

Dia menyebut sudah banyak korban dari kejahatan teroris sehingga Densus 88 berupaya untuk menangkap para terduga perancang dan pelaku teror agar tidak ada korban lagi.

"Mungkin yang menyerang Polri dan Densus 88 itu adalah pendukung teroris. Bisa saja mereka teroris yang bawa-bawa agama untuk menutupi aksi kejahatan mereka," pungkas Ferdinand Hutahaean. (mcr9/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:

BACA ARTIKEL LAINNYA... Gegara Harga Rokok, Antoni Emosi, Warung Kelontong Banjir Darah


Redaktur : Rasyid Ridha
Reporter : Dea Hardianingsih

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler