Ferdy Sambo Selalu Bawa Pistol Kaliber 45, Merasa Ditantang Yosua, lalu Berkata: Hajar, Chard!

Rabu, 07 Desember 2022 – 19:29 WIB
Eks Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Kadiv Propam) Polri Ferdy Sambo di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Eks Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Divpropam) Polri Ferdy Sambo mengaku sempat ragu meminta konfirmasi dari Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J ihwal dugaan pelecehan seksual terhadap Putri Candrawathi.

Awalnya Putri Candrawathi mengaku kepada suaminya, Ferdy Sambo, telah diperkosa oleh Brigadir J di rumah singgahnya di Magelang, Jawa Tengah.

BACA JUGA: Kesaksian Ferdy Sambo: Putri Candrawathi Makan sebelum Bercerita soal Perkosaan

Putri dan Yosua baru tiba di Jakarta pada 8 Juli 2022 setelah pulang dari Magelang melalui perjalanan darat.  Saat itu, Brigadir J telah berada di rumah dinas Ferdy Sambo di Kompleks Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan (Jaksel).

Adapun Ferdy Sambo mengaku berada di kediaman pribadinya di Jalan Saguling III, Jaksel, tidak jauh dari rumah dinasnya.

BACA JUGA: Cerita Ferdy Sambo soal Perkenalannya dengan Brigadir J sampai Punya Banyak Ajudan

"Saya teringat apa yang dilakukan Yosua terhadap istri saya, karena di Saguling saya tidak bertemu," ujar Ferdy Sambo saat bersaksi untuk persidangan terhadap Richard Eliezer alias Bharada E, Bripka Ricky Rizal, dan Kuat Ma'ruf di  di Pengadilan Negeri (PN) Jaksel, Rabu (7/12).

Menurut Ferdy Sambo, dirinya naik mobil bersama salah satu ajudannya, Adzan Romer. Selanjutnya, alumnus Akpol 1994 itu meminta Romer menghentikan mobilnya di depan rumah dinasnya di Kompleks Polri Duren Tiga.

BACA JUGA: Terungkap, Ferdy Sambo Tidak Berkutik saat Dilabrak Benny Ali di Mako Brimob

"Saya perintahkan Romer untuk berhenti, Romer biasanya kalau berhenti langsung turun, tetapi saya masih berpikir apakah saya konfirmasi hari ini, karena saya sudah konfirmasi ke istri malamnya," tutur Ferdy Sambo di kursi saksi.

Ferdy Sambo mengatakan saat dirinya turun dari mobil, senjata apinya terjatuh.

"Saya turun, senjata saya jatuh kemudian saya ambil dan saya masuk ke rumah dinas Duren Tiga," kata Ferdy Sambo.

Mantan Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri itu mengaku selalu membawa pistolnya.

"Senjata yang selalu saya pegang yaitu Combat Wilson kaliber 45," ujar Sambo.

Saat masuk ke rumah dinas, Ferdy Sambo melihat Ricky masih memarkirkan mobil.

Selanjutnya, mantan Wakil Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya itu masuk ke dalam rumah dan bertemu Kuat Ma'ruf di dapur.

Saat itu pula Ferdy Sambo memerintahkan Kuat mencari Yosua.

"Mana Yosua? Panggil!" kata Ferdy Sambo menirukan perintahnya kepada sopir pribadinya itu.

Ferdy Sambo menyebut Brigadir J masuk ke dalam rumah bersama Kuat Ma'ruf. Adapun Bharada Richard masuk beberapa saat kemudian.

Menurut Ferdy Sambo, dirinya saat itu  mengaku saat itu dirinya sudah dalam kondisi emosi kepada Yosua yang diduga telah melecehkan Putri Candrawathi.

Ferdy Sambo pun langsung bertanya kepada Yosua. "Kenapa kamu tega sama ibu (Putri, red)?" ujar Ferdy Sambo mengisahkan pembicaraannya dengan Yosua.

"Jawaban Yosua tidak seperti yang saya harapkan. Dia malah tanya balik, 'ada apa, komandan?'," kata Ferdy Sambo menceritakan kejadian menurut versinya.

Ferdy Sambo menyebut Brigadir J telah menantangnya. "Saya bilang, 'kamu kurang ajar'," ucap Ferdy Sambo.

Syahdan, mantan koordinator staf pribadi (koorspri) Kapolri itu langsung memberi perintah kepada Richard alias Bharada E menghajar Yosua.

"Hajar, Chard," kata Ferdy Sambo menirukan perintahnya kepada Bharada E. 

Ferdy Sambo menegasnya perintahnya kepada Richard ialah menghajar Yosua. Namun, Richard justru menembak menembak Yosua.

"Hajar, Chard, Kamu hajar, Chard. Kemudian ditembaklah Yosua sambil maju sampai roboh. Itu kejadian cepat sekali. Tidak sampai sekian detik," ujar Sambo.(cr3/JPNN.com)


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler