Fery Farhati Sowani Waldjinah di Solo, Disambut Musik Keroncong

Selasa, 23 Januari 2024 – 07:51 WIB
Istri Capres RI Anies Baswedan, Fery Farhati dan putri sulungnya Mutiara Annisa Baswedan sowan Waldjinah di kediaman Diva Keroncong Indonesia di Solo, Senin (22/1/2024). Foto: supplied

jpnn.com - Istri Calon Presiden (Capres) RI Anies Baswedan, Fery Farhati dan putri sulungnya Mutiara Annisa Baswedan sowan Waldjinah di kediaman Diva Keroncong Indonesia di Surakarta, Jawa Tengah pada Senin (22/1).

Kunjungannya ini merupakan bagian silaturahmi Fery Farhati dengan penyanyi yang memulai kariernya sejak umur 10 tahun itu.

BACA JUGA: Fery Farhati & Mutiara Baswedan Kunjungi Sentra Produksi Sanjai sebagai Dukungan pada UMKM

Kedatangan Fery dan Mutiara Baswedan disambut dengan alunan musik keroncong. Mereka juga mendapat pelukan hangat dari Waldjinah dan keluarga.

Fery mengaku senang bisa bertemu Waldjinah, salah seorang penyanyi keroncong yang diidolakannya sejak kecil.

BACA JUGA: Kejagung Tetapkan 6 Tersangka Korupsi Jalur KA Besitang-Langsa, Sahroni: Jangan Ada yang Lolos

Salah satu lagu yang digemari Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) DKI Jakarta periode 2017-2022 itu yakni Walang Kekek yang rilis pada tahun 1969.

"Saya itu sangat suka sekali dengan ibu. Ibu Waldjinah itu cantik sekali kalau pakai kebaya dan sanggul," ucap Fery di hadapan Waldjinah.

BACA JUGA: Pakar Ini Bedakan Level Cak Imin & Mahfud dengan Gibran, Ada Istilah Karbitan

Waldjinah hingga saat ini masih melestarikan budaya keroncong dengan memberikan kursus keroncong gratis.

Berdasarkan catatan ISI Solo, terdapat 34 album piringan hitam dan 176 album kaset dengan total sebanyak 1.766 lagu yang diciptakan Waldjinah.

Selain itu, Eyang Waldjinah juga melestarikan kain batik yang dia gunakan saat bernyanyi keroncong. Sekitar 700 kain kuno masih dilestarikan hingga saat ini.

Dalam kesempatan itu, Fery dan Mutiara Baswedan juga diperlihatkan sejumlah kain koleksi Eyang Waldjinah, antara lain kain batik tulis yang dibuat keluarga Waldjinah dengan motif kembang kantil 'Magnolia'.

Batik dengan kembang kantil ini merupakan motif yang diciptakan oleh R.A. Kartini pada tahun 1879-1904.

"Kain ini usianya sudah ratusan tahun, ini satu-satunya dari karangan dari R.A. Kartini, motif kembang kantil Magnolia. Ini sudah di simpan dan turun temurun," ucap Waldjinah.

Selain kain tersebut, maestro ini juga memiliki koleksi kain batik perpaduan antara budaya luar dan Indonesia.

Kunjungan Fery di kediaman Waldjinah ditutup dengan nyanyi bersama lagu Walang Kekek.(*/jpnn.com)

Yuk, Simak Juga Video ini!


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler