Festival Rujak Uleg 2017, Wujud Nyata Bhinneka Tunggal Ika

Senin, 15 Mei 2017 – 04:43 WIB
Tim rujak uleg Dispendukcapil Kota Surabaya berfoto di pintu gerbang Kya Kya Jalan Kembang Jepun. Foto Satria Nugraha/Radar Surabaya/JPNN.com

jpnn.com, SURABAYA - Festival Rujak Uleg yang digelar atas kerja sama Pemkot Surabaya dan Radar Surabaya di Jalan Kembang Jepun, Minggu (14/5) pagi, berlangsung supermeriah.

Ribuan warga dari seluruh penjuru kota, bahkan dari luar kota dan luar negeri, tumplek blek di jalan sepanjang sekitar 1 km tersebut. Mereka menikmati seluruh sajian dalan event tahunan yang sudah digelar 13 kali itu.

BACA JUGA: Festival Rujak Uleg, Tarik Perhatian Turis Asing

Bank Jatim yang biasa mengucurkan kredit diuji ketangkasannya meracik rujak uleg khas Suroboyoan. Foto Abdullah Munir/Radar Surabaya/JPNN.com

Bagus Putra P - Radar Surabaya

BACA JUGA: Festival Rujak Uleg, Peserta Diwajibkan Catwalk

Jarum jam menunjukan pukul 09.00. Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini sudah bersiap-siap.

Mengenakan celemek warna hitam bergaris oranye yang menutupi sebagian bajunya yang berwarna hijau muda, Risma tampak antusias.

BACA JUGA: Surabaya Mendunia Lewat Rujak Uleg

Dengan senyum semringah, wali kota perempuan pertama di Surabaya itu sudah bersiap dengan ‘senjata’ ulegan yang ada di tangan.

Di hadapannya, tersedia cobek raksasa berdiameter sekitar satu meter. Cobek dari tanah liat itu sudah terisi beragam bumbu untuk membuat rujak seperti kacang dan petis Madura.

Sejurus kemudian, Risma langsung menguleg. Ia tak sendirian. Risma ditemani oleh Direktur Radar Surabaya, Lilik Widyantoro, Konjen Amerika Serikat di Surabaya, Heather Variava, serta sejumlah tamu undangan dari instansi Forpimda dan swasta.

Total ada 15 ulegan di atas cobek raksasa itu yang digenggam dan dibuat mengulek rujak bareng-bareng.

Ulegan Risma dengan para tamu undangan itu menandai dimulainya gelaran Festival Rujak Uleg 2017 di Jalan Kembang Jepun, Minggu pagi (14/5).

Risma menyebut bahwa Festival Rujak Uleg ini memiliki banyak makna. Salah satunya, menurut dia, rujak uleg adalah lambang nyata dari Bhinneka Tunggal Ika.

“Rujak uleg kan terdiri dari beragam bahan dan bumbu. Bahan dan bumbu yang beda-beda itu disatukan hingga menciptakan rasa yang nikmat. Artinya, segala perbedaan jika disatukan akan jadi indah,” ujarnya di sela acara.

Selain itu, lanjut dia, event tersebut juga melambangkan semangat persatuan di tengah segala perbedaan.

Hal itu terlihat dari asal usul para peserta yang beragam. Mereka berasal dari berbagai daerah di Indonesia, bahkan dari mancanegara.

“Pesertanya berasal dari mana-mana. Ada yang dari luar negeri juga. Tapi, kita di sini semua satu, tak ada perbedaan,” lanjutnya.

Total, peserta Festival Rujak uleg kemarin mencapai 1.500 orang. Mereka terbagi dalam 300 grup.

Butuh sekitar 15 menit bagi Risma dan para tamu undangan untuk menyelesaikan ulegan rujak itu hingga siap dihidangkan.

Tapi setelah siap santap, Risma kemarin justru tampak bingung. Membawa sepiring rujak hasil ulegannya, ia berkeliling di antara kerumunan penonton.

Setelah diikuti, ternyata Risma memberikan rujaknya kepada seorang pengunjung. Dia adalah Stevani.

Gadis berusia 6 tahun yang datang ke Kembang Jepun bersama ayah dan adiknya itu tampak girang diberi sepiring rujak oleh orang pertama di pemkot Surabaya itu.

Stevani, gadis 6 tahun yang mendapatkan hadiah sepiring rujak dari Wali Kota Tri Rismaharini. Foto Bagus Pamungkas/Radar Surabaya/JPNN.com

Dia pun langsung lahap menikmati rujak tersebut. Sedangkan Risma tampak bahagia setelah memberikan sepiring rujak ke Stevani.

“Aku tadi sempat lihat dia (Stevani, Red) nggendong adiknya. Masih kecil gitu sudah peduli sama adiknya,” ungkap Risma soal pilihannya memberikan rujak ke Stevani. (*/jay)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Membanggakan, Gadis Cantik Berjilbab Ini Bikin Merah Putih Berkibar di Belgia


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler