Fethullah Gulen Minta Negara Barat dan Islam Bersatu Menghentikan Tirani Erdogan

Jumat, 04 Oktober 2019 – 22:44 WIB
Fethullah Gulen. Foto: AFP

jpnn.com - Pemimpin Gerakan Hizmet, Fethullah Gulen menilai rezim Recep Tayyip Erdogan telah membawa Turki ke arah yang salah. Menurut tokoh agama itu, Turki saat ini semakin jauh dari nilai-nilai demokrasi.

Pernyataan itu disampaikannya kepada jurnalis Mesir, Neset Ed-Dihi yang disiarkan stasiun televisi Ten TV. Wawancara tersebut dilakukan di rumah pengasingan Gulen di Pensylvania, Amerika Serikat.

BACA JUGA: Di Depan Presiden Tiongkok, Erdogan Malah Lembek soal Muslim Uighur

"Konstitusi yang berlaku saat ini tidak bisa diterapkan untuk masyarakat Turki yang terdiri dari beragam agama, ras dan kelompok. Kita tidak bisa memaksa masyarakat yang beragam untuk mengikuti satu pandangan," ujar Gulen dalam video wawancara yang beredar di YouTube.

Gulen mengatakan, saat ini banyak warga sipil, akademisi, jurnalis dan aktivis Turki yang dipenjarakan karena mengkritik pemerintahan Erdogan. Bahkan Gerakan Hizmet yang dipeloporinya kini dicap sebagai organisasi teroris dan anggotanya diperlakukan secara keji oleh rezim.

BACA JUGA: Sesama Diktator, Erdogan Bela Rezim Maduro

Ulama 78 tahun itu pun mengecam politisasi agama oleh Erdogan serta Partai AKP yang dipimpinnya. "Mereka menggunakan slogan-slogan Islam untuk mempertahankan kekuasaan dan melegitimasi korupsi serta gaya hidup mewah mereka," tutur mantan pendukung Erdogan itu.

Lebih lanjut Gulen meminta negara-negara pengusung demokrasi untuk membantu Turki terbebas dari rezim Erdogan. Menurut dia, itu adalah satu-satunya cara mengingat makin ketatnya cengkraman pemerintah terhadap kebebasan warga Turki.

BACA JUGA: Erdogan Dihukum Rakyat, Partai AK Kalah Telak di Pilkada Serentak

"Erdogan tidak sudi mendengar pendapat orang lain, apalagi saya. Tetapi, negara-negara demokrasi, Barat, negara-negara Islam bisa mengambil sikap bersama untuk menghentikan tiraninya," tegas Gulen.

Di sisi lain, dia menegaskan bahwa Mesir dan Turki memiliki hubungan yang dalam. Tetapi pemerintahan Turki mencari masalah dengan Mesir karena kepentingan politik. Gulen berharap hubungan Mesir dan Turki kembali pulih. “Namun ini sulit ketika Erdogan masih memimpin,” tutur dia.

Selain mewawancara, Neset Ed-Dihi juga sempat berkeliling tempat tinggal Gulen. Dia terkejut lantaran kondisi rumah tersebut kondisinya tak seperti yang digambarkan rezim Erdogan.

"Orang yang dituding teroris dan otak kudeta gagal oleh Erdogan menjawab segala tudingan dengan kehidupan yang sangat sederhana. Di sini tidak ada senjata, tidak ada paham terorisme melainkan hanya ada buku ilmu agama dan suasana rohani yang begitu menakjubkan, semua orang harus melihat kenyataan ini," ujar Dihi. (dil/jpnn)


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler