Di Depan Presiden Tiongkok, Erdogan Malah Lembek soal Muslim Uighur

Sabtu, 06 Juli 2019 – 04:01 WIB
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Foto: AFP

jpnn.com, BEIJING - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan selalu galak ketika berbicara perlakuan Tiongkok terhadap muslim Uighur di Xinjiang. Namun, ternyata dia hanya galak di belakang. Pasalnya, ketika bertemu dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping, sikap Erdogan justru lembek.

“Saya percaya kami dapat menemukan solusi untuk masalah ini dengan mempertimbangkan sensitivitas kedua pihak,” kata Erdogan usai bertemu Xi Jinping di Beijing, seperti dilansir media online CNA, Kamis (4/7).

BACA JUGA: Inggris Bela Warga Hong Kong, Tiongkok Umbar Ancaman

Media pemerintah Tiongkok mengklaim, Erdogan mengatakan bahwa muslim dari berbagai etnis hidup bahagia di Xinjiang. Namun jurnalis Turki yang ikut dalam rombongan merasa tak pernah mendengar pernyataan itu.

BACA JUGA: Turki Kecam Kamp Uighur, Tiongkok Sindir Erdogan

BACA JUGA: Inggris Peringatkan Tiongkok soal Kedaulatan Hong Kong

Tak hanya itu media Tiongkok juga mengutip pernyataan Erdogan bahwa dia memperingatkan mereka yang berusaha menyalahgunakan isu Xinjiang untuk menciptakan ketegangan Turki dan Tiongkok. Kedua negara memiliki hubungan dekat dalam perdagangan.

“Penyalahgunaan ini punya dampak negatif pada hubungan Turki-Tiongkok. Sangat penting bahwa kami tidak memberikan kesempatan untuk penyalahgunaan semacam itu,” kata Erdogan.

BACA JUGA: Rakyat Hong Kong Berontak, Donald Trump Senang

Menurut Erdogan, Turki akan mengirim utusan ke Turkestan Timur, nama lain dari Xinjiang yang diberikan para aktivis. Tiongkok pun terbuka untuk menerima usulan itu.

Kementerian Luar Negeri Turki pada Februari lalu mengecam perlakuan Tiongkok terhadap etnis Uighur dengan menyebutnya sangat memalukan bagi kemanusiaan. Disebutkan, umat Islam yang ditahan di pusat pendidikan atau penjara menjadi korban penyiksaan dan pencucian otak.

Sekitar 1 juta muslim etnis Uighur dan minoritas lainnya dilaporkan ditahan dalam kamp-kamp untuk mengikuti pendidikan. Beberapa laporan dari warga yang melarikan diri menyebutkan, mereka dipaksa melakukan tindakan yang dilarang agama seperti memakan daging babi serta tidak boleh menunaikan salat.

Tiongkok berkali-kali membantah menahan muslim. Kamp-kamp itu mereka sebut sebagai pusat pendidikan yang bertujuan menjauhkan warga dari ekstremisme agama. (DAY/rmco)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Fan Bingbing Akhiri Pertunangan dengan Li Chen


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler