jpnn.com - Federasi sepak bola dunia (FIFA) meminta Federasi Sepak Bola Uruguay (AUF) mencopot dua dari empat bintang yang selama ini ada di jersei timnas Uruguay.
Biasanya keberadaan bintang di atas jersei sebuah negara menandakan gelar Juara Piala Dunia yang berhasil diraih.
BACA JUGA: Gagal Gauli Mbak RS, Indra Mengaku tak Sadar, Sontoloyo
Misalnya Brazil yang telah memenangi Piala Dunia sebanyak lima kali maka mereka menaruh lima bintang di atas logo negara tim.
Uruguay yang sejatinya baru dua kali memenangkan Piala Dunia pada 1930 dan 1950 memasang empat bintang di atas logo mereka.
BACA JUGA: Pengintaian Petugas Bersenjata ke Sebuah Rumah Berlangsung Dramatis
Dua bintang tambahan milik Uruguay adalah hasil dari menang medali emas di Olimpiade 1924 dan 1928.
Kala itu, olimpiade masih berada di bawah naungan FIFA dan gelaran Piala Dunia belum terselenggara.
BACA JUGA: Penuhi Standart FIFA, Bali United Tak Sabar Jajal Rumput Lapangan Trisakti Legian
Untuk itu Federasi Sepak Bola Uruguay (AUF) mengeklaim bahwa raihan medali emas pada 1924 dan 1928 sebagai sebuah apresiasi terhadap prestasi mereka dan kemudian dimasukan ke dalam bintang di jersei mereka.
Baru-baru ini, Puma selaku apparel timnas Uruguay mendapat teguran dari FIFA untuk menghapus dua bintang yang ada di jersei La Celeste -julukan timnas Uruguay-.
Permintaan itu datang dari FIFA usai Puma selesai melakukan presentasi desain jersei terbaru mereka.
FIFA sendiri berharap sebelum gelaran Piala Dunia Qatar 2022, bintang tersebut sudah dicopot.
Federasi Sepak Bola Uruguay (AUF) sendiri tidak merespons keinginan FIFA untuk menghapus dua bintang yang ada di jersei.
Menurut Wakil Presiden AUF, Gaston Tealdi, Uruguay sangat layak menyandang empat bintang di jersei mereka.
"FIFA sudah mengakui, bahwa Uruguay punya empat gelar juara karena pada 1924 dan 1928 olimpiade diselenggarakan oleh FIFA. Baru pada 1930 mereka memutuskan untuk menggelar turnamen dunia secara independen," ungkap Tealdi. (espn/mcr16/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ini 5 Peraturan Baru FIFA yang Menuai Perdebatan, Simak Selengkapnya...
Redaktur & Reporter : Muhammad Naufal