Fikri: Rekrutmen PPPK yang Diniatkan Menyelesaikan Guru Honorer di Sekolah Negeri Malah Bergeser

Rabu, 22 Desember 2021 – 21:45 WIB
Wakil Ketua Komisi X DPR RI Abdul Fikri Faqih. Foto: Humas FPKS DPR

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi X DPR Abdul Fikri Faqih menilai terjadi pergeseran capaian tatkala pemerintah menggelar seleksi PPPK 2021.

Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu menjelaskan awalnya seleksi itu mengakomodasi honorer di sekolah negeri agar bisa menjadi PPPK

BACA JUGA: Pemberkasan NIP PPPK Guru Tahap I, Bu Titi Curiga Banyak Data Tidak Valid

Namun, lanjut Fiqri, hasil seleksi justru menunjukkan fakta berlawanan. Guru dari sekolah swasta serta peserta tes umum yang berjaya karena mayoritas lolos seleksi PPPK. 

Menurut Fikri, hal itu mungkin diakibatkan kebijakan pemerintah mencampuradukkan skema rekrutmen reguler dengan penyelesaian guru honorer di sekolah negeri. 

BACA JUGA: Kabar Gembira dari BKN soal Penetapan NIP PPPK Guru Tahap 1, Alhamdulillah

"Rekrutmen 1 juta guru PPPK yang diniatkan menyelesaikan guru honorer di sekolah negeri, malah bergeser menjadi rekrutmen guru PPPK umum," kata Fikri Faqih melalui layanan pesan, Rabu (22/12).

Anggota Fraksi PKS itu menjelaskan bahwa amanat Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 48 Tahun 2005 tentang Pengangkatan Tenaga Honorer belum dapat terwujud dengan fakta seleksi PPPK 2021.

BACA JUGA: Surat Terbaru BKN Soal Penetapan NIP PPPK Guru, Ada 5 Ketentuan Penting yang Perlu Diketahui

"Ini yang mengakibatkan amanat PP Nomor 48 Tahun 2005 terus menabung masalah berkepanjangan tak kunjung usai hingga kini," tuturnya.

Sebelumnya, kalangan honorer menyoroti hasil seleksi PPPK guru tahap II.

Para honorer telah memprediksi bahwa guru swasta dan lulusan pendidikan profesi guru (PPG) akan mendominasi kelulusan seleksi PPPK. 

"Terbukti, kan, yang banyak lulus guru swasta dan lulusan PPG," kata Ketua Umum Forum Guru Honorer Negeri Lulus Passing Grade Seluruh Indonesia (FGHNLPSI) Heti Kustrianingsih kepada JPNN.com, Jumat (17/12).

Heti merupakan guru honorer asal Kota Cilegon yang harus gagal untuk kali kedua dalam seleksi PPPK guru.

Dia  lulus passing grade, tetapi tidak mendapatkan formasi. 

Heti tersingkir oleh guru-guru bersertifikasi pendidik (berserdik).

"Makanya, saya enggak mau lihat hasil seleksinya, ya, karena itu sudah ketahuan dari awal akan kalah telak," ujarnya. (ast/jpnn)


Redaktur : Boy
Reporter : Aristo Setiawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler