jpnn.com, MARAWI - Otoritas Filipina akhirnya mengeluarkan peringatan keras kepada militan Maute yang hampir satu minggu ini menduduki Kota Marawi, Provinsi Lanao del Sur di Pulau Mindanao, Filipina. Menyerah atau mati!
Lebih dari 100 orang tewas dalam perang perkotaan antara angkatan bersenjata Filipina dengan militan Maute, atau kelompok yang dilabeli juga kelompok kombatan ISIS.
BACA JUGA: WNI Dikabarkan Tewas dalam Pertempuran di Marawi, Masih Misteri
Maute masih menguasai beberapa tempat strategis di kota yang mayoritas berpenduduk muslim. Dalam serangan dari udara dan darat yang dilakukan atas perintah langsung Presiden Rodrigo Duterte itu, militan Maute masih bertahan.
"Kami meminta sisa teroris untuk menyerah selagi masih ada kesempatan. Tidak menyerah berarti mati. Pasti," kata juru bicara angkatan bersenjata Filipina, Brigjen Restituto Padilla, seperti dikutip AFP, Selasa (30/5).
BACA JUGA: Farida dan Zaynab, 2 Perempuan Muslim yang Selamatkan Umat Kristen dari Maute
Dia mengatakan, seruan kepada militan Maute ini bertujuan untuk mengurangi korban nyawa.
Perang perkotaan di Marawi ini berawal ketika puluhan orang bersenjata mengamuk merespons upaya pasukan Filipina menangkap Isnilon Hapilon, seorang militan veteran Filipina yang dianggap sebagai pemimpin ISIS di Filipina.
BACA JUGA: ISIS Ingin Filipina Selatan Basis Kekuatan, Jangan Menjalar ke Indonesia
Hapilon disebut sebagai anggota senior Abu Sayyaf, dan merupakan salah seorang teroris yang paling dicari Amerika Serikat. Hapilon mendapat dukungan dari militan Maute yang kabarnya telah mengklaim setia kepada ISIS. (adk/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Duterte Tawarkan Gaji dan Rumah Buat Militan yang Mau Membasmi Maute
Redaktur & Reporter : Adek