jpnn.com - PAKISTAN — Film animasi kartun pahlawan super dari Pakistan yang memerangi penjahat dengan menyamar dalam balutan burka hitam siap mengglobal, dengan rencana menayangkan serial tersebut di 60 negara.
Animasi berbahasa Urdu “Burka Avenger”, memperlihatkan petualangan seorang guru sopan santun yang menggunakan kekuatan supernya untuk memerangi preman lokal yang mencoba menutup sekolah khusus perempuan tempat ia bekerja, ditayangkan stasiun televisi Pakistan bulan lalu.
BACA JUGA: Ilmuwan Belanda Bikin Burger Seharga Rp 3 Miliar
Komedi aksi untuk anak-anak itu menyentuh permasalahan di negara tersebut. Memang di Pakistan para militan Taliban sering mencegah ribuan anak perempuan bersekolah di daerah barat laut dan menyerang para aktivis yang mengkampanyekan pendidikan mereka.
Pria di belakang “Burka Avenger”, diperankan aktor Haroon Rashid, yang mengaku kewalahan dengan respon untuk film tersebut. "Penerimaannya sangat fenomenal, di luar ekspektasi kami,” ujarnya seperti dilansir telegraph.
BACA JUGA: Filipina Sambut Kapal Perang AS
Sebuah perusahaan distribusi TV di Eropa telah menghubungi mereka dan berencana menerjemahkan serial itu dalam 18 bahasa, termasuk Inggris dan Perancis, dan menayangkannya di 60 negara. “Kami membuat serial TV kecil ini untuk Pakistan, tapi sepertinya seluruh dunia ingin mengetahui Burka Avenger.” lanjutnya.
Masalah pendidikan anak perempuan di wilayah barat laut Pakistan yang konservatif dan dinodai militan membuat berita di seluruh dunia Oktober tahun lalu, ketika Taliban menembak aktivis remaja Malala Yousafzai.
BACA JUGA: Pendiri Facebook Minta Amerika Mereformasi Imigrasi
Malala, yang mengkampanyekan hak anak-anak perempuan untuk bersekolah, bertahan dalam serangan tersebut dan bulan lalu memberikan pidato luar biasa di markas Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), New York.
Rashid mengatakan Malala merupakan “pahlawan super kehidupan nyata” atas keberaniannya dan serangan terhadapnya terjadi saat mereka menyiapkan episode awal “Burka Avenger”.
“Kami semua terkesima karena kami menulis kisah yang persis sama mengenai anak perempuan yang melawan penjahat yang mencoba menutup sekolahnya,” ujarnya.
Menurut PBB dan statistik pemerintah yang diterbitkan akhir tahun lalu, hampir setengah anak-anak Pakistan dan tiga perempat anak-anak perempuan tidak terdaftar di sekolah dasar. (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Peringati Korban Hiroshima, Jepang Bertekad Hapuskan Nuklir di Dunia
Redaktur : Tim Redaksi