jpnn.com, JAKARTA - Film persahabatan Indonesia-Timor Leste garapan mulai diproduksi. Dimulainya proyek itu ditandai dengan penandatanganan kerja sama antara PT Demi Gisela Citra Sinema dan PT Aksa Bumi Langit.
Penandatanganan itu dilakukan oleh inisiator dan executive producer Letjen TNI (Purn) Kiki Syahnakri dengan dihadiri oleh CEO Widyaiswara Revolusi Sejati Dr.Wahyuni Refi, yang ditunjuk sebagai pelaksana produksi.
BACA JUGA: Film Kutukan Calon Arang Tayang 3 Oktober, Simak Sinopsisnya
Kiki Syahnakri mengatakan, dalam situasi minimnya karya-karya sinematografi yang menggambarkan persahabatan Indonesia-Timor Leste pascakemerdekaan Timor-Timur 1999, kehadiran film ini patut disambut dan diapresiasi.
“Film ini akan menggali semangat rekonsiliasi dan etos perdamaian dalam hubungan diplomasi Indonesia-Timor Leste, menggunakan kisah cinta dan keluarga sebagai cerminan dari hubungan kedua negara,” ungkap Kiki Syahnakri, di Jakarta, Kamis (7/8).
BACA JUGA: Film Perjanjian Setan Sajikan Kisah Horor Berlatar Kos-kosan
Aktor senior sekaligus sutradara Deddy Mizwar menuturkan, film itu tidak akan mengungkit-ungkit luka lama akibat konflik masa lalu.
"Film ini menggabungkan cerita tentang pencarian jati diri dengan pesan universal tentang kemanusiaan, cinta, dan pentingnya menyatukan kembali keluarga yang terpisah akibat perang," ungkapnya.
BACA JUGA: 3 Berita Artis Terheboh: Kembali Diperiksa, Audrey Davis Mengaku Sebagai Pemeran Video Syur
Perdana Menteri Timor Leste Xanana Gusmao, Wakil Perdana Menteri Francisco Kalbuadi Lay, dan Letjen (Purn) Lere Anan Timur mmeberikan dukungan atas produksi film tersebut.
Chandra Sembiring dari PT. Aksa Bumi Langit mengatakan, produksi film 70% di Timor Leste, dan akan menampilkan keindahan alam serta kekayaan budaya Timor Leste.
"Ini tantangan tersendiri, namun dengan berbekal pengalaman panjang dalam produksi film, kami percaya dapat menghadirkan nuansa yang berbeda dari film-film yang kini beredar di Indonesia," ungkap Chandra.
Kisah dalam film tersebut berdasarkan cerita nyata tentang seorang putra eks panglima FALINTIL (sayap militer Fretilin) yang ditemukan dan diangkat-anak oleh prajurit TNI/Polri, lalu dirawat-dibesarkan tanpa mengetahui asal usulnya.
Setelah 27 tahun, akhirnya anak tersebut dapat dipertemukan kembali dengan ayah kandungnya di Dili.
Produksi akan berlangsung hingga akhir Desember 2024, sementara tayang perdananya telah terjadwal pada Mei 2025. (jlo/jpnn)
Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh