BACA JUGA: Yunani Lumpuh, Pemerintah di Ujung Tanduk
Mantan guru dan dosen Inggris tersebut meminta sang istri memfilmkan detik-detik terakhir kehidupannya, lantas menyiarkan momen haru itu di stasiun televisi nasional.''Film ini tidak mutlak tentang dirinya
BACA JUGA: Cara Jitu Putin Membendung Kritik
Sebab, jika kematian terus-menerus disembunyikan dan dicap sebagai sesuatu yang pribadi, masyarakat luas akan selalu takut menghadapi,'' papar Mary dalam surat yang dia layangkan kepada The Independent kemarin (11/12)Dalam wawancara dengan Daily Telegraph, perempuan yang kini menjanda itu menegaskan bahwa sang suami ingin mengajak masyarakat luas menjadi lebih berani menghadapi maut
BACA JUGA: Jual Kursi Senat Obama, Gubernur Illinois Diadili
Sebab, hingga sekarang, kematian masih menjadi misteri besar yang belum terpecahkan''Jika masyarakat tidak tahu apa yang mereka hadapi saat ajal tiba, mereka tidak akan berani menghadapinyaItulah yang tabu selama ini,'' tandas MaryMary yang sempat menemani sang suami menemui sutradara Kanada John Zaritsky mengaku tidak terkejut mendengar permintaan terakhir CraigPermintaan itu, lanjut dia, diungkapkan suaminya beberapa bulan setelah dinyatakan mengidap motor neurone disease''Penyakit tersebut menjadi mimpi terburuknya selama iniDia selalu sangat ketakutan menghadapi kelumpuhan dan sesak napas,'' terang perempuan tabah itu.
Lantaran begitu mengerti ketakutan pria yang sangat bergantung kepada oksigen dan alat bantu pernapasan itulah, Mary lantas mengabulkan permintaan sang suami untuk mencabut slang penopang hidupnya''Sejak kami berkenalan saat usia kami 20-an, saya sudah bisa memahami bahwa dia akan menempuh langkah ini saat dihadapkan kepada situasi yang demikian,'' ujarnya, seperti dikutip Daily Mail.
Demi mendapatkan film yang baik, pasangan tersebut sengaja menemui ZaritskyMereka dipertemukan Klinik Dignitas di Swiss''Kali pertama melihat film John Zaritsky, saya yakin, Craig akan mendapatkan rekaman yang terbaik,'' kata MaryRencananya, film berjudul Right to Die tersebut disiarkan dalam tayangan Sky Real Lives pada pukul 20.00 waktu setempat
Mary yang sadar film itu akan mengundang kontroversi sengaja meminta kru film merekam setiap detik momen terakhir CraigTujuannya, masyarakat luas pun bisa menjadikan itu pengalaman berharga untuk mereka sendiri''Saya hanya meminta waktu sendiri sekitar 30 menit setelah suami saya dinyatakan meninggalSaya butuh meluapkan kesedihan dalam tangisan dan saya tidak mau ada orang lain,'' tuturnya
Kepada media Inggris, Mary membela keinginan sang suami itu sebagai suatu hal yang logis''Dia yakin, setiap orang punya hak untuk mengatur kematian sendiriBahkan, ajaran agama sekalipun tidak bisa melarang,'' paparnya
Jadwal kematian Craig yang sudah ditentukan dan akan diabadikan dalam film itu mengundang kritik dari England, Wales, dan SkotlandiaSebab, mereka mengharamkan praktik euthanasia dan kematian terencanaPelakunya bahkan terancam hukuman serius atas dakwaan pembunuhan(hep/ami)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Keluarga Korban Tak Salahkan Pilot F18
Redaktur : Tim Redaksi