BACA JUGA: Pecahkan Rekor Bupati Klaten, Siap Dongkrak PAD
pertunjukan pembuka itu antara lain bule lokal memainkan gamelan, camilan kue khas seperti wajik, sagon dan ketanBACA JUGA: Menyapa Art Center Melbourne dengan Pesan Cinta
DON KARDONO, Melbourne
Pre-show yang dikemas dalam suasana budaya Indonesia itu sendiri sudah cukup memberi aksen rasa Nusantara
BACA JUGA: Rahmat Peypers Hidayat, dari Belanda Menemui Ibu Kandung di Lamongan
Menengok ke kiri, di langit-langit sudah bergelantungan puluhan wayang golek khas Sundakursi ukir Jepara, meja kayu, menambah hangat sentuhan NusantaraDi sudut kiri, ada batik dan canthing pembuat batikDi sudut yang lain ada kain ulos Tapanuli, kain songket khas Palembang, kain tenun khas Kalimantan, Lombok, dan beberapa daerah lainBeberapa penari teatrikal menyapa pengunjung yang rata-rata warga AustraliaMereka turut menari, seiring dengan irama khas daerah
Dari situlah, mereka ’’jatuh hati” dan penasaran untuk menyaksikan show yang digagas oleh tiga instansi ituKementerian Kebudayaan dan Pariwisata (Kemenbudpar), Konjen RI di Melbourne yang sangat aktif, dan manajemen The Art Center Melbourne sendiri’’Kami senang, target kami berhasil, mengajak orang Australia mengapresiasi kebudayaan Indonesia dalam sebuah pagelaran seniLebih dari 80 persen tiket yang dijual sekitar Rp 390 ribu itu terjualMereka menikmati sajian musik etnik yang disajikan dengan serius,’’ aku Konjen Melbourne, Hadi Sapto, seusai pertunjukan
Dia menyebut, standar bermusik dan apresiasi pecinta seni di Melbourne itu sangat tinggi’’Karena itu, The Art Center mencari sendiri grup musik yang mereka pandang bisa masuk ke selera publik AustraliaTidak sembarang bisa pentas di gedung pusat kesenian Melbourne itu,’’ jelas Hadi. Hadi sempat heran, mengapa Gangsadewa yang dipilih" Kan ada banyak grup musik terkenal" Sampai-sampai dia harus datang sendiri ke Jogja, jauh hari untuk memastikan grup itu’’Kami satu setengah tahun intensif menjalin komunikasi dengan The Arts Center agar direkomendasi grup kesenian dari IndonesiaDulu, sempat Punakawan pimpinan Jaya SupranaResponsnya juga sangat positif,” papar pria asal Surabaya itu
Menurut Hadi, orang Australia ini cepat pulihBom Bali I dan II sudah tidak lagi tersimpan di benak merekaKunjungan wisatawan Australia ke Bali, sudah kembali normal, dan menduduki peringkat pertama
Deputy Director of Promotion for Europe, Jordi Paliama, membenarkan statemen Hadi Sapto ituAustralia itu tambang emas dalam memasarkan turisme negeriSejak dua tahun terakhir, pertumbuhannya sangat signifikan, karena promosi pariwisata di Benua Koala ini memang makin gencar’’Pak Sapta memang punya skanario yang tepatYakni filsafat hujan, daripada gerimis merata, lebih baik hujan deras di daerah yang potensial,’’ jelas pria asal Ambon yang energik ini
Sudah lama, promosi pariwisata dilakukan dengan biaya terbatas dibagi-bagi merataTurunnya ke negara-negara tempat berpromosi itu sangat kecil, bahkan tidak terasaYang dilakukan oleh Kemenbudpar sekarang adalah memberi porsi lebih besar pada negara-negara yang potensinya lebih besar
’’Australia termasuk negara yang potensial, karena itu promosi pariwisata di negeri ini dibuat lebih gencarHarus diakui, Bali masih menjadi destinasi wisata paling digemariKami terus mencari cara, agar tidak hanya Pulau Dewata yang maju dalam pariwisata, tetapi daerah lain juga bisa mengambil manfaatKita kan punya Senggigi Lombok, Bunaken Manado, Pulau Komodo, Banda, dan lainnya,” jelas Jordi yang didampingi Dody Prianto, Kasi Promosi Wilayah Eropa Timur
Jordi juga menjelaskan, Indonesia kaya akan potensi wisataDari kekayaan alam, pegunungan, pantai, kebudayaan, kesenian, sampai wisata olahragaEfek domino dari hidupnya pariwisata bagi perekonomian daerah sangat besar’’Kita bisa belajar dari negara-negara lain yang hidupnya mengandalkan pariwisataBali sudah merasakan pentingnya pariwisata tersebut,’’ papar dia.
Selain di Melbourne, Gangsadewa juga akan menjalani show ke Canberra, Sydney dan terakhir di Perth’’Dari pengalaman show di Melbourne lalu, kami yakin respons orang Australia sangat bagus,’’ harapnya
Grup tari Citra Nusantara juga punya sejarah reputasi yang panjangSejak 1995 sudah melalang buana, pertama kali di 5 kota di AS, yakni Washington, New York, Dallas, San Fransisco, Los Angelos, dan ChicagoTahun 1996, grup tari yang menguasai tarian dari Sabang sampai Merauke ini ke JepangTahun 1997 ke Paris dan JepangTahun 1998 di Hamburg Jerman, Amsterdam Belanda, dan SwissTahun 1999 ke Afrika Selatan(bersambung)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Wanadri, Organisasi Pencinta Alam yang Tetap Eksis sejak 1964
Redaktur : Tim Redaksi