Final Piala FA: Demi Kesempurnaan Manchester City dan Guardiola

Sabtu, 18 Mei 2019 – 14:27 WIB
Pelatih Manchester City Pep Guardiola. Foto: premierleague

jpnn.com, LONDON - Pep Guardiola sudah memenangi gelar Premier League kedua kalinya bersama Manchester City. Gelar juara Piala Liga juga sama, musim lalu dan musim ini juara. Bagaimana Piala FA? Trofi kejuaraan tertua ini yang belum pernah diangkat oleh pelatih 48 tahun tersebut dalam tiga musimnya di tanah Inggris.

Malam ini (18/5) di Stadion Wembley, kans Guardiola menyempurnakan koleksi titelnya di kompetisi Inggris terbuka. City akan berhadapan dengan Watford pada laga puncak Piala FA (siaran langsung beIN Sports 1 pukul 23.00 WIB).

BACA JUGA: Manchester City Vs Watford: Final Istimewa Buat Kompany

Pada musim perdananya, 2016-2017, perjalanan Guardiola di Piala FA terjegal di semifinal. The Citizens kalah 1-2 oleh Arsenal dalam extra time. Semusim berikutnya, gantian klub level ketiga Inggris atau League One, Wigan Athletic, berhasil menang tipis 1-0 atas City.

Guardiola dalam wawancara dengan BBC kemarin (17/5) mengatakan memenangi gelar dari satu musim ke musim selanjutnya membuat siapa pun kecanduan. Setelah di awal musim menang FA Community Shield, kemudian Februari meraih Piala Liga, lalu pekan lalu mempertahankan tahta Premier League, maka malam ini Piala FA jadi incaran selanjutnya.

BACA JUGA: Guardiola: Manchester City Tidak akan Membeli Antoine Griezmann

“(Kemenangan) membuat hidupmu lebih indah dan gampang. Juara di satu kompetisi membantumu untuk (bisa) menang lebih banyak lagi dan itu sangat membantu klub ini lebih bagus,” tutur Guardiola.

(Baca Juga: Manchester City Vs Watford: Final Istimewa Buat Kompany)

BACA JUGA: Manchester City Terancam Tidak Boleh Ikut Liga Champions

Satu-satunya titel yang lepas musim ini adalah Liga Champions. Tersisih di perempat final oleh Tottenham Hotspur karena gol tandang terasa menyakitkan. Selain Piala FA, memegang lagi Si Kuping Besar masih jadi mimpi Guardiola.

“Saya tak bisa berkata kepada para pemain dengan enteng 'lupakan saja kekalahan ini'. Namun saya katakan hiduplah dengan rasa sakitmu, karena itu bagus untuk terus menyalakan ambisimu,” pesan Guardiola. “Kami harus menerima kekalahan itu karena kami tak selalu menang,” tambah pelatih kelahiran Santpedor, Spanyol itu.

Pelatih yang memenangi 14 trofi dalam empat musim sebagai pelatih Barcelona itu membeberkan situasi ruang ganti timnya sangat antusias dan rileks. Pemain-pemain belia seperti Phil Foden (18 tahun) maupun Oleksandr Zinchenko (22 tahun) berada dalam frekuensi yang sama dengan seniornya seperti Vincent Kompany (33 tahun) dan David Silva (33 tahun).

Tanpa mengurangi rasa respek kepada Watford karena rekor Guardiola lawan mereka, enam laga Guardiola memenangi semuanya, atmosfer final bisa mengubah semuanya. Pengagum Johan Cruyff itu berkata Watford dan Wolverhampton Wanderers adalah dua tim dengan gaya main terbaik di luar enam besar Premier League.

“Permainan Watford konsisten dibanding jika dibandingkan Everton yang posisi finisnya lebih bagus dari mereka. Di bawah kendali Javi Gracia yang punya pengalaman luas di berbagai liga, maka dia tahu apa yang harus dilakukan bersama Watford,” ucap Guardiola.

Kekuatan The Hornets menurut Guardiola terletak pada ketangguhan fisikal para pemainnya dan juga mautnya set piece Troy Deeney dkk.

Bek kiri City Zinchenko mengamini apa yang dikatakan Guardiola. Soal meraih titel itu bak candu. Dan menurut bek asal Ukraina itu kemenangan di Piala FA akan menyempurnakan musim mereka.

“Menang di turnamen melahirkan perasaan yang tak bisa dipercaya. Bermain di final, atmosfer yang megah, dan pertarungan final yang spesial tak akan bisa dilupakan,” tutur Zinchenko kepada Sky Sports.

Sementara itu, pelatih Watford Javi Gracia kepada Manchester Evening News memahami bagaimana City menginginkan hasil tanpa catat musim ini. Tapi Watford punya motivasi lebih tinggi. Inilah final Piala FA kedua mereka setelah menunggu 35 tahun. Watford melaju ke partai puncak Piala FA musim 1983-1984 namun kalah 0-2 oleh Everton.

“City merupakan tim terbaik di Premier League tetapi bukan yang terbaik di dunia karena perjalanan musim ini menunjukkan demikian. Jika ditanya apa yang bisa kami lakukan? Kita tunggu saja,” ujar Gracia. (dra)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Delapan Momen Kunci Manchester City Juara Premier League Musim Ini


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler