Finalis MKK PKB Adu Kebolehan Terjemahkan Karya Al Ghazali

Selasa, 12 April 2016 – 20:56 WIB
Ketum DKN Garda Bangsa H Cucun A. Syamsurijal menyerahkan tumpeng Ketum Dewan Pengurus Pusat (DPP) H Abdul Muhaimin Iskandar pada acara peringatan Harlah ke-17, Jumat (11/3). FOTO: DOK.Humas PKB

jpnn.com - JAKARTA - Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menggelar Musabaqah Kitab Kuning (MKK) se-Indonesia sejak 2 April lalu. Kejuaraan mengaji kitab kuning tersebut kini sudah memasuki babak final yang diikuti 124 finalis dari 31 provinsi. 

"Nantinya terpilih dua juara kategori pria dan dua kategori perempuan yang akan masuk final," ujar Ketua Panitia MKK Cucun Ahmad Syamsurijal kepada wartawan di kantor DPP PKB, Jalan Raden Saleh, Jakarta Pusat, Selasa (12/4).

BACA JUGA: Kemdagri Minta KPU Serahkan Temuan soal Data Penduduk

Dalam babak final ini para peserta ditantang untuk unjuk kebolehan menerjemahkan isi kitab Ikha Ulumudin karya Imam Ghazali. Sebagai hadiahnya, juara pertama akan mendapat kesempatan berkunjung ke Makkah, Arab Saudi. 

"Juaranya satu perempuan dan satu laki-laki. Kita siapkan (hadiah) sampai juara harapan,"

BACA JUGA: Siap Maju Pilgub, tapi Tunggu Izin Alex Noerdin

Sebelumnya, PKB menggelar babak penyisihan yang dilangsungkan di 31 pondok pesantren salaf seluruh Indonesia. Menteri-menteri dari partai hijau itu seperti Hanif Dakhiri dan Imam Nahrawi ikut meramaikan ajang penyisihan di beberapa tempat.

"Saya terimakasih seluruh jajaran panitia dan ketua DPW se-Indonesia yang sudah lakukan seleksi di tingkat provinsinya," imbuh Cucun.

BACA JUGA: Maju Pilkada Petahana Cenderung Manfaatkan Jabatan, Ahok?

Sementara Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar mengatakan, acara ini merupakan cara PKB merayakan kultur santri. Dia pun mengaku senang melihat antusiasme pihak pondok pesantren, peserta dan panitia dalam mensukseskan acara ini. 

"Atas nama dewan pimpinan pusat PKB, saya ucapkan terimakasih ke semuanya. Ini merupakan kebahagiaan dan rasa haru baik para anggota DPP dan kyai bisa berkumpul bersama pada hari ini. Mari kita lanjutan perjuangan dari tradisi yang dirintis para kyai dan ulama, yang menjadi kultur serta tradisi umum di pesantren-pesantren," paparnya. (dil/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... KPU: Susah Membandingkan Dua Hal yang Kelaminnya Berbeda


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler