Firmanzah PhD, Dekan Termuda dalam Sejarah Kampus UI

Lawan Terberat, Bersaing dengan Profesor Mantan Dosen

Sabtu, 18 April 2009 – 06:45 WIB

Umur 32 tahun, Firmanzah sudah dipercaya menjadi dekan di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (UI)Dia terpilih melalui proses yang sangat ketat

BACA JUGA: Menjual Panaitan, Pulau Surga Wisata Laut di Dekat Ibu Kota




TITIK ANDRIYANI, Jakarta



-----------------------------------

PENAMPILAN Firmanzah cukup rapi
Mengenakan setelan jas hitam plus dasi, dia menyambut ramah Jawa Pos, Kamis malam (16/4), di Restoran Roro Jonggrang, kawasan Menteng, Jakarta

BACA JUGA: Ke Pusat Kota Bangkok, Thailand, setelah Demo Terbesar Antipemerintah



Malam itu, dia sedang menghadiri pertemuan bersama beberapa koleganya dari Slovakia
Itu termasuk tugas awal yang harus dia lakoni sejak dilantik menjadi dekan Fakultas Ekonomi (FE) UI, Rabu (14/4)

BACA JUGA: Ke Xiao Gang, Desa Pelopor Kemakmuran Petani Tiongkok (3-Habis)

''Saya ingin berbuat sesuatu untuk kampus Indonesia, terutama UIPrinsip saya, hidup hanya sekali,'' katanya

Itulah yang lantas mendorong Firman untuk maju mencalonkan diri menjadi dekan FE UIDia menceritakan, ketika awal-awal pencalonan, ada delapan kandidat kuat yang dipilih panitia seleksi calon dekan (PSCD)

Para kandidat itu dipilih karena dinilai panitia memiliki kemampuan leadership, akademik, kewirausahaan, dan aksesibilitas terhadap negara lain dengan baikTotal ada 11 panitia yang menyeleksi para kandidatMereka terdiri atas perwakilan rektor dan alumni FE UI.

Pemilihan dekan FE UI dimulai dengan presentasi terbuka di depan seluruh civitas academica kampus ituSelanjutnya, pemilihan dekan diteruskan dengan fit and proper test

Setelah melalui serangkaian tes tersebut, panitia memeringkat dan memilih tiga besar terbaikSalah satunya adalah FirmanzahDia berhasil mengantongi skor tertinggi, sehingga menempatkan dirinya pada peringkat pertama

Setelah terpilih tiga besar, keputusan selanjutnya ada di tangan rektorDari tiga kandidat terkuat itu, boleh dibilang saingan yang harus dihadapi cukup beratSalah seorang yang dianggap paling berat adalah Wakil Dekan FE UI Prof Sidhar Utama, 45, dari jurusan akuntansiDianggap paling berat karena Sidhar adalah mantan dosen FirmanLawan Firman lainnya adalah Dr Arinda, 51, dari ilmu ekonomiMeski demikian, Firman tak minderDia tetap percaya diri.

Dari tiga kandidat yang terpilih itu, lantas dilakukan fit and proper test dan presentasi terbukaLagi-lagi presentasi dilakukan di depan para mahasiswa, alumni, dosen, serta staf penelitiPengujinya adalah rektor UI bersama wakil rektor I, II, dan III.

Ketika detik-detik menegangkan itu akhirnya tiba, Firman mengaku terkejut ketika rektor mengumumkan bahwa dialah yang berhak memimpin fakultas bergengsi itu.

Firman berhasil mencetak sejarah baruYakni, menjadi dekan termuda sepanjang sejarah UI''Saya begitu terkejutApalagi, kandidat lain sudah berpengalamanIni semua berkat dukungan teman-teman, dosen, dan staf fakultas ekonomi,'' ujar anak ke-8 di antara sembilan bersaudara itu.

Memimpin fakultas bergengsi dalam usia muda tak membuat dirinya minderMaklum, sebelumnya Firman memiliki track record memimpin beberapa departemen di UISebelumnya, dia dipercaya menjadi sekretaris Program Departemen Manajemen FE UI

Karirnya berlanjut saat dirinya kembali dipercaya menjabat deputi direktur Program Pascasarjana Ilmu Manajemen FE UIDia juga pernah dipercaya menjadi direktur Kantor Komunikasi UI pada tahun lalu.

Pengalaman akademik Firman juga cukup meyakinkanSetelah lulus menyabet gelar sarjana jurusan ekonomi UI pada 1994, dia kembali melanjutkan studi ke luar negeriDia berhasil mendapatkan beasiswa program S-2 di Universite de Science et Technologie de Lille, PrancisStudi yang dia pilih adalah manajemen strategi

Di universitas itu, dia berhasil merampungkan studinya selama setahunLima tahun kemudian, Firman melanjutkan studi S-3 di University of Pau et Pays der I'AdourLagi-lagi studi yang diambil sama, yaitu manajemen strategi.

Dia menyatakan bukan tanpa alasan memilih jurusan ituAlumnus SMAN 2 Surabaya tersebut sejak duduk di bangku SMA mulai tertarik pada bidang ituFirman mengaku memiliki ketertarikan yang lebih dalam mengamati pola perilaku individu, kelompok, maupun organisasi''Saya suka membuat analisis-analisis,'' ungkapnya.

Saat ini, dirinya sedang menunggu proses guru besarnya di UIFirman juga tengah menunggu proses meraih gelar setara guru besar di Paris 10, Nantere, Prancis.

Berbekal kemampuan akademik itu, Firman juga memiliki prestasi yang boleh dibilang luar biasaPada usianya yang tergolong masih muda itu, dia pernah mengajar di beberapa universitas di luar negeriDi antaranya, mengajar strategi marketing di University of Pau et Pays der I'Adour pada 2004-2005.

Di negara yang sama, dia mengajar di Universite de Science et Technologie de Lille dan Universite de Grenoble IIMaklum, Firman fasih berbahasa PrancisTak urung, dia pun tak menyia-nyiakan bakat bidang akademiknya ituPria asli Surabaya itu juga mengajar di University of Nanchang, Tiongkok, serta Amos Tuck Business School, AS.

Di UI, dia juga dipercaya mengajar mahasiswa program pascasarjanaDia sudah meloloskan 10 mahasiswa meraih gelar doktorSaat ini, dia sedang membimbing 15 mahasiswa untuk meraih gelar doktor

Selain aktif mengajar, Firman produktif menulisDi tengah kesibukannya mengajar dan menjalankan roda kampus, dia berhasil menelurkan beberapa bukuYaitu, Manajemen Perubahan yang ditulis bersama temannya, Budi WSoetjipto, 2006.

Pada tahun yang sama, dia berhasil menerbitkan buku kedua, GlobalisasiSetahun kemudian, Marketing Politik, buku ketiganya, berhasil dicetak''Ada penerbit dari Singapura yang tertarik untuk mencetak buku ketiga saya,'' tutur putra pasangan Abdul Latief dan Kusweni tersebut.

Mengelola partai politik adalah karya berikutnyaBuku terakhir yang dia terbitkan adalah New Product Launching pada Februari laluBuku itu dia tulis dalam bahasa InggrisSaat ini, Firman juga sedang menyiapkan buku terbarunya yang berjudul Green MarketingBuku-buku yang dia tulis menjadi referensi mahasiswa UI maupun UGMDia juga kerap diundang menjadi pembicara di berbagai seminar maupun dialog.

Memang, segudang tantangan siap menanti dirinyaNamun, Firman, tampaknya, tak sabar menghadapiBagi dia, sebuah impian perlu dimiliki semua orang''Saya tidak bisa membayangkan orang hidup tanpa impian,'' ucap suami Ratna Indraswari itu.

Meski baru dua hari menjalani tugas barunya, Firman mengaku tidak kagok bekerja sama dengan para bawahannya yang kebanyakan lebih senior''Sebenarnya ini bukan yang pertama saya memimpin anak buah yang usianya lebih tua daripada sayaYang penting bagaimana cara menghormati dan berkomunikasi dengan mereka,'' tuturnya

Dia berharap FE UI menjadi fakultas yang disegani di mata internasional''Saya akan menjalin networking dengan banyak negaraSaya akan bikin berbagai kerja sama yang menguntungkan UI,'' tegasnyaFirman menuturkan, semua berhasil diraih berkat dukungan orang terdekatnyaSalah satunya support dari sang istri(kum)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ke Xiao Gang, Desa Pelopor Kemakmuran Petani Tiongkok (2)


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler