Dua hari diporak-porandakan demo di seantero kota tak membuat warga Bangkok kehilangan kegembiraanDi sela-sela puing bus dan kepulan asap hitam sisa gedung terbakar, mereka malah berpesta
BACA JUGA: Ke Xiao Gang, Desa Pelopor Kemakmuran Petani Tiongkok (3-Habis)
Baku pukul tentara dan pengunjuk rasa kemarin berganti dengan canda dan saling membuat basahNaufal Widi A.R., Bangkok
---
HARI baru saja melewati puncak malam
BACA JUGA: Ke Xiao Gang, Desa Pelopor Kemakmuran Petani Tiongkok (2)
Namun, keramaian aktivitas di Bandara Internasional Suvarnabhumi, Bangkok, Thailand, tak berkurangBACA JUGA: Ke Xiao Gang, Desa Pelopor Kemakmuran Petani Tiongkok (1)
Rata-rata mereka datang dengan memanggul tas ransel padat isi.Tapi, mereka tak lantas check-in untuk menaiki pesawatWisatawan dari negara Eropa, Australia, dan Amerika itu justru kebanyakan memilih menikmati dulu minuman hangat di resto-resto di dalam bandaraBeberapa lainnya hanya duduk-duduk di kursi yang disediakan di sepanjang selasar yang ada.
Tidak sedikit pula yang terlelap, berbaring setengah melingkar, karena tak kuasa menahan kantukAda apa? ''Baru saja ada kerusuhan (demonstrasi rusuh, Red)Lebih baik meninggalkan Bangkok dulu,'' kata Michelle, seorang turis asal Australia, Selasa dini hari (14/4).
Ya, sehari sebelumnya (Senin, 13/4), pusat Kota Bangkok dilanda keteganganPenyebabnya adalah demonstrasi massa antipemerintah PM AbhisitMereka melebarkan aksi ke ibu kota Thailand itu setelah berhasil menggagalkan pelaksanaan KTT ASEAN plus 3 di Pattaya.
Aksi itu dilawan oleh tentara dengan menembakkan senjata M-16 ke udara untuk membubarkan massaSementara massa yang mayoritas berkaus merah membalas dengan lemparan bom minyak tanah.
Demonstrasi yang kabarnya paling merusak di Bangkok tersebut tak hanya menimbulkan korban tewasSejumlah sarana umum juga rusakNamun, ketegangan tidak berulang kemarinJawa Pos yang menyusuri jalan-jalan utama di Kota Bangkok hanya menyaksikan suasana kota yang lengangTak ada kemacetan dan suara klakson bersahutan.
Vichian, pengemudi taksi yang mengantar Jawa Pos dari Bandara Internasional Suvarnabhumi, menjelaskan soal kondisi kota yang sepi itu''Tak ada macet seperti biasanya karena hari ini liburan Tahun Baru Thailand,'' jelasnyaPraktis, perjalanan menuju pusat Kota Bangkok dilalui tanpa hambatan.
Benar sajaBukan hanya jalanan yang lengang, pertokoan serta perkantoran pun tak menampakkan aktivitasTermasuk Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Pechburi Road, pusat Kota Bangkok''Libur tahun baru selama tiga hari (13-15 April) sampai besok (hari ini, Red),'' ujar pria 30 tahun ituDia menambahkan, tak sedikit warga Bangkok yang memilih berlibur ke luar kota.
Vichian menuturkan, kondisi Bangkok kemarin sangat bertolak belakang dengan situasi sehari sebelumnyaSejak Minggu (12/4), suasana Bangkok mirip yang terjadi di Yangon, ibu kota Myanmar, dua tahun lalu''It's crazyBisa sampai seperti itu,'' ungkap Vichian yang mengaku termasuk pendukung mantan PM Thaksin Sinawatra tersebut.
Pria asli Bangkok itu juga ikut saat massa kaus merah menerobos barikade aparat di Hotel Royal Cliff Beach, Pattaya, menggagalkan pelaksanaan KTT ASEAN plus 3''It's crazy,'' ujarnya berulang-ulang lantas menyebut sosok Thaksin sebagai pahlawan karena sering membantu kelompok bawah seperti dirinya.
Tapi, situasi lengang kemarin tak berlaku bagi tentara Thailand yang berdiri di sepanjang jalan-jalan utamaDengan senjata laras panjang di tangan, mata mereka menatap seksama setiap kendaraan yang melintasMereka seperti tidak mau kecolongan akan terjadi aksi anarkis lagi.
Di perempatan-perempatan utama hingga di seputaran Victory Monument yang menjadi simbol kemenangan dari pemerintah kolonial Prancis itu, total ada 50 titik di mana tentara disiagakan untuk antisipasi demonstrasi rusuh.
Kemarin menjadi titik balik aksi penentangan pemerintah yang berlangsung sejak 26 Maret laluAksi yang terpusat di sekitar kantor perdana menteri itu berakhir dengan massa yang membubarkan diri.
Sisa-sisa aksi massa yang berujung rusuh juga menjadi pekerjaan tambahan bagi petugas kebersihanMisalnya, yang terlihat di perempatan AyutthayaDibantu mobil penyemprot air, mereka menyingkirkan pecahan kaca dan material yang berserakan di jalan.
Mobil penderek memindahkan bangkai bus dari tengah jalanKerja mereka diawasi polisi yang masih berbaris rapi''Mereka (tentara) masih berjaga-jaga, khawatir masih ada ancaman,'' kata Suwicha, sekuriti kantor Departemen Sumber Daya Mineral di dekat perempatan Ayutthaya.
Lalu, bagaimana dengan perayaan Tahun Baru Thailand? Biasanya, Pemerintah Kota Bangkok membuat perayaan yang dikenal dengan Festival Songkran atau Festival AirIsi acaranya selalu berkaitan dengan pesta airSayang, perayaan itu harus dibatalkan menyusul makin memanasnya demo antipemerintah Abhisit.
Tapi, keputusan pemerintah, tampaknya, tidak memengaruhi keinginan masyarakat Bangkok untuk merayakan pesta tahunan yang ditunggu-tunggu tersebutBuktinya, sempat diadakan acara festival air di Silom Road pada Senin malam hanya beberapa jam setelah demo mencapai puncak.
''Memang tidak dirayakan semeriah tahun laluTapi, pembatalan (Festival Songkran oleh pemerintah) itu tak membuat warga Bangkok melewatkan momentum ini, meski secara sederhana,'' ucap Uthai Sawengpun, warga Bangkok, kepada koran ini.
Ketegangan yang sebelumnya terjadi pada Senin lalu seakan lenyap begitu saja kemarinWarga Bangkok merayakan tahun baru dengan saling menyiramkan air kepada yang lain, sehingga tampak seperti perang airKeceriaan tergurat di wajah-wajah mereka.
Sembari menyetel iringan lagu dengan volume kencang, mereka berkumpul di pinggir jalanBeberapa justru menari-nari sambil membasahi diri layaknya orang mandi di bawah pancuran.
Beberapa warga juga memilih berkeliling kota menggunakan sepeda motor atau mobil dengan bak terbukaMereka yang melintas, bahkan termasuk rombongan tentara dengan senjata lengkap, langsung disiram dengan air yang telah disiapkan dalam ember-ember atau melalui slang.
Seperti perang, mereka yang di atas motor atau mobil pun membalas menyiramBiasanya mereka menggunakan senapan airTawa riang langsung pecah ketika berhasil membasahi tubuh lawannyaJika sampai berhenti, olesan sabun dan kapur menjadi senjata berikutnya.
Meski tidak semua saling kenal, tak ada yang marah ketika harus basah terkena guyuran''Ini pesta bersamaKita merayakannya,'' ujar Uthai yang tinggal di kawasan Pradipat Road, Saphankwai.
Tak pelak, Jawa Pos yang sedang berjalan kaki di Pradipat Road sempat hampir terolesi air sabun''Memang begituTaksi yang tertutup juga disiram kalau melintas,'' ungkapnya.
Uthai juga mengaku sebagai salah seorang pendukung mantan PM Thaksin SinawatraNamun, dia memilih tidak ikut dalam demonstrasi''Kami lebih suka Thaksin,'' tegas pria yang sehari-hari menjaga restoran di pinggiran Pradipat Road itu(*/kim)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pelaksanaan Pemilu oleh Warga Indonesia di Inggris
Redaktur : Tim Redaksi