First Media Tatap Pendapatan Rp 1 Triliun

Selasa, 14 Desember 2010 – 15:46 WIB
JAKARTA - PT First Media Tbk (KBLV) menargetkan pertumbuhan pendapatan Rp 1 triliun, atau melebihi 20 persen dari perkiraan pendapatan tahun ini sebesar Rp 825 miliarTarget pencapaian itu akan didukung ekspansi perseroan dalam pengembangan jaringan nirkabel berkecepatan tinggi, berbasis WiMax (Worldwide Interoperability for Microwave Access).

Untuk pengembangan layanan itu, perseroan menganggarkan investasi sebesar USD 100 juta dalam tiga hingga lima tahun

BACA JUGA: Akuisisi Agro oleh BRI Bebas Monopoli

"Tahun ini, target pendapatan kami sebesar Rp 825 miliar, tumbuh 14-16 persen dari tahun lalu
Adanya WiMax tentu akan membuat pendapatan kami tumbuh lebih besar

BACA JUGA: DHL Gandeng MI Guna Peningkatan Pasar Ritel

Kami harapkan di atas Rp 1 triliun," ujar Irwan Djaja, Director Chief Financial Officer KBLV, di Jakarta, Senin (13/12).

Teknologi WiMAX merupakan layanan broadband internet nirkabel generasi ke empat (4G)
Di Indonesia, teknologi internet nirkabel ini beroperasi di spektrum pita frekuensi 2,3 GHz dengan jangkauan lebih luas dan kemampuan transmisi lebih cepat yakni sekitar 75 Mbps

BACA JUGA: Polytron Ganti Andalan Penjualan

Sitra, selaku merek dagang First Media, berhasil memenangkan tender penyedia internet nirkabel berkecepatan tinggi untuk zona satu yakni Sumatera bagian utara meliputi Provinsi Nangroe Aceh Darussalam (NAD) dan Sumatera Utara (Sumut), dan zona empat yang mencakup kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek), serta Provinsi Banten.

Untuk tahun pertama, KBLV menargetkan sebanyak 100-150 ribu pelanggan dalam tahun pertamanyaSetelah itu, secara bertahap akan mengalami peningkatan"Targetnya 1 juta pelanggan dalam tiga tahun," imbuhnya.

Untuk kebutuhan investasi itu, perseroan ini disebut akan menggunakan kombinasi pendanaan, dari kas internal, vendor financing, serta pinjaman perbankanPosisi kas perseroan, lanjut Djaja, cukup kuat, terutama dengan penambahan modal yang baru dengan menerbitkan saham baru (right issue) sebesar Rp 456 miliar, Mei laluSelain kombinasi itu, Djaja menyebut opsi lain berupa pendanaan dari pasar modal juga bisa dilakukan.

Sementara, di samping pengembangan jaringan internet cepat, KBLV juga tengah mengembangkan teknologi video on demand, yang direncanakan tahun depan setelah WiMaxRencana itu merupakan antisipasi perseroan terhadap cepatnya pertumbuhan teknologi serta kebutuhan masyarakat saat iniTapi, sebagai bisnis utama, KBLV masih mengandalkan layanan TV berbayar, serta jaringan internetDi mana dua lini usaha itu memberi kontribusi 82 persen terhadap pendapatan perseroan.

Untuk layanan TV berbayar, perseroan ini akan menambah jaringan rute rumah yang dilewati (home pass)Saat ini, menurut Djaja, KBLV telah memiliki jaringan kabel sepanjang 5 ribu KM, dan melewati 500 ribu home pass"Tahun depan kami harapkan bisa bertambah 200 ribu-250 ribu home pass," tukasnya.

Sementara mengenai rencana akuisisi terhadap PT Jaring Data Interaktif (JDT), yang dilakukan dua anak usaha PT First Media News dan PT First Media Production, masih dalam prosesJika ini terealisasi, maka First Media News akan memiliki saham sebesar 70 persen, dan sebanyak 30 persen akan dimiliki First Media ProductionSementara ini, saham KBLV ditutup stagnan di level Rp 800Saham tersebut ditransaksikan sebanyak 639 lot senilai Rp 256 juta(far)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pertamina Konversi 400 SPBU Jabodetabek


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler