BACA JUGA: KS Steel Siap Garap Inalum
“Tiongkok dan negara-negara di kawasan Asia Tenggara akan terus memainkan peranan penting sebagai negara tujuan perdagangan Indonesia, khususnya bagi UKM dan perusahaan skala menengah,” kata Vincent C Sugianto, Head of Trade and Supply Chain HSBC Indonesia di Jakarta, Selasa (4/5)
Ia menilai tren tersebut akan terus berkembang terutama setelah diterapkannya rezim perdagangan bebas dengan Tiongkok dan ASEAN melalui ACFTA (ASEAN Tiongkok Free Trade Agreement) di awal tahun ini.
Saat ini, 51 persen responden (naik 11 persen dari enam bulan lalu) mengaku memiliki bisnis ekspor impor dengan Tiongkok
BACA JUGA: Kobar Panen Rumput Laut
Dalam enam bulan ke depan, meskipun jumlah ini menurun sebesar 40 persen, namun mereka melihat bahwa Tiongkok akan tetap menjadi mitra dagang utama bagi pelaku ekspor impor IndonesiaSelain Tiongkok, jelasnya, kawasan Asia Tenggara juga dinilai sebagai tujuan penting perdagangan antar negara
BACA JUGA: Holcim Kirim Ahli Bangunan ke Afsel
Sebesar 40 persen eksportir dan importir Indonesia saat ini memiliki hubungan perdagangan dengan negara-negara di kawasan Asia Tenggara.Sementara 23 persen di antaranya masih melihat bahwa kawasan Asia Tenggara merupakan kawasan paling menjanjikan bagi pertumbuhan perdagangan dalam enam bulan ke depan“Secara global, kami melihat bahwa perdagangan antar negara menjadi aktivitas kunci penggerak ekonomi dunia,” ujarnya.
Pusat kekuatannya pun berpindah ke emerging markets, dimana pulihnya aktivitas perdagangan yang dimotori oleh perdagangan intra kawasan, terus menggerakan pulihnya perekonomianMenurutnya, kecenderungan bahwa di Asia, perdagangan antar negara mulai menjadi kunci utama penggerak pertumbuhan, bahkan di negara-negara yang semula hanya mengandalkan pasar domestik.
HSBC Trade Confidence Index mengambil sample di 17 negara di kawasan Asia Pasifik, Timur Tengah, Amerika Latin, AS dan Kanada, serta EropaJajak pendapat mengenai perdagangan antara negara terbesar yang pernah ada ini melibatkan 5,120 UKM dan perusahaan skala menengah yang memiliki aktivitas ekspor dan impor
Hasil pengukuran ini dituangkan dalam bentuk index dari 0 sampai 200, dimana 200 merupakan skor tertinggi tingkat optimisme dan 100 adalah angka netralIndonesia dengan indeks 128 (naik dari 120 pada semester lalu), merupakan salah satu dari lima negara dengan indeks tertinggi, yang bahkan menyaingi skor Tiongkok
Pada kuartal pertama tahun ini, hampir semua negara memiliki indeks positif, selain Perancis yang memiliki skor 95 poinSecara keseluruhan, tingkat kepercayaan global terhadap perdagangan antar negara ini tetap berada di teritori positif, melanjutkan tren dari kuartal keempat 2009
Hambatan terbesar yang masih dirasakan oleh pelaku ekspor dan impor untuk mengembangkan bisnisnya adalah fluktuasi nilai tukar dan naiknya suku bungaSebesar 47 persen dari responden mengatakan bahwa fluktuasi nilai tukar ini masih akan membayangi bisnis mereka dalam enam bulan kedepan
Kenaikan tingkat suku bunga (30 persen) dan peraturan pemerintah dalam sektor perdagangan (28 persen) juga dipandang sebagai penghambat pertumbuhan perdagangan antar negaraNamun demikian, dua hal tersebut masih dapat diimbangi dengan 33 persen responden lainnya yang tidak melihat hambatan dalam mengembangkan bisnisnya(snd)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bidik Kenaikan Pasar 20%
Redaktur : Auri Jaya