BACA JUGA: Kobar Panen Rumput Laut
Semua opsi yang ditawarkan akan kami sikapi dulu dengan positifTapi Intinya, kita turuti apa yang menjadi keputusan pemerintah," kata Fazwar di Gedung DPR Jakarta, Selasa (4/5).Fazwar mengaku belum tahu persis apakah proyek itu bakal menguntungkan atau tidak
BACA JUGA: Holcim Kirim Ahli Bangunan ke Afsel
Sebab, KS masih harus melakukan kajian lebih dalam untuk menghindari kesalahan perencanaanFazwar juga mengakui, jika sektor bisnis KS tak jauh berbeda dengan Inalum “Kita sama-sama dibidang peleburan,” ucapnya
BACA JUGA: Bidik Kenaikan Pasar 20%
Dimana, KS memproduksi baja, sedangkan Inalum pada produksi alumunium metal“Perusahaan baja juga ada yang bergerak di alumunium,” lanjutnyaSementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa menjelaskan, pemerintah hingga saat ini masih mempersiapkan tim untuk menegoisasikan kerjasama dengan Jepang supaya didapatkan hasil yang menguntungkan bagi kedua belah pihak“Hingga saat ini belum ada keptusan apapun terkait InalumTapi, Jepang ingin ada perbaikanSemacam perpanjangan kontrak,” kata Hatta
Menteri BUMN Mustafa Abubakar membenarkan hal itu, pihaknya masih menunggu hasil kajian tim teknis yang akan memberikan rekomendasi di bawah koordinasi Kementerian Perindustrian“Kami tentunya ingin lebih terlibat dalam Inalum, dengan mengajukan sejumlah opsiTapi, hingga saat ini, kami masih menunggu hasil kajian dari tim teknis,” tuturnya
Mustafa mengakui, jika pihak Jepang melalui duta besarnya beberapa waktu lalu menemui pihaknyaPertemuan itu membahas sejumlah opsi yang diajukan Jepang dan negoisasi antara kedua belah pihak. “Kami siap untuk masuk jika telah menerima hasil kajiannya,” katanya
Sebelumnya Mustafa menyampaikan, pihaknya menyiapkan perusahaan pelat merah, PT Krakatau Steel dan PT Aneka Tambanag menjadi pengelola Inalum setelah masa kontrak Jepang berakhir pada 2013Pembahasan passa 2013 hingga saat ini masih berlangsung antara Kementerian Perekonomian dan Kementerian Perindustrian yang akan membicarakan langsung dengan Jepang
Pada 6 Januari 1976, PT Indonesia Asahan Aluminium (INALUM), sebuah perusahaan patungan antara pemerintah Indonesia dan Nippon Asahan Aluminium Co., Ltd, didirikan di JakartaInalum adalah perusahaan yang membangun dan mengoperasikan Proyek Asahan, sesuai dengan Perjanjian Induk
Saat ini, saham pemerintah masih minoritasJepang menguasai 58,9 persen saham Inalum melalui Nippon Asahan Alumminium (NAA)Sementara, pemerintah Indonesia hanya memiliki 41,1 persenSaham NAA dikuasai 50 persen oleh Japan Bank for International Cooperation (JBIC) dan 50 persen milik swasta Jepang
Perbandingan saham antara pemerintah Indonesia dan Nippon Asahan Aluminium Co., Ltd pada saat perusahaan didirikan adalah 10 persen dengan 90 persenPada bulan Oktober 1978 perbandingan tersebut menjadi 25 persen dengan 75 persen dan sejak Juni 1987 menjadi 41,13 persen dengan 58,87 persenDan sejak 10 Februari 1998 menjadi 41,12 persen dengan 58,88 persen(lum/aj/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tak Kuat Hadapi Tekanan Yunani
Redaktur : Auri Jaya