jpnn.com, JAKARTA - Satgas Penanganan Covid-19 menargetkan kasus corona tetap rendah pada 2022.
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito menyatakan Indonesia memiliki modal untuk mempertahankan capaian angka penularan Covid-19 mengingat pengalaman tanah air pada 2021.
BACA JUGA: China Dipermalukan Lonjakan Kasus COVID-19, Puluhan Pejabat Kena Sanksi
"Mempertahankan kasus agar tetap rendah dan mengendalikan kenaikan kasus sedini mungkin masih harus menjadi fokus utama kita di tahun yang akan datang," kata Wiku melalui akun BNPB di YouTube, Selasa (28/12).
Satgas Covid-19 mengingatkan perkembangan baik juga pada persentase kasus aktif, kesembuhan, dan kematian. Pada persentase kasus aktif sempat mencapai puncaknya hingga sebesar 18,84 persen. Dibandingkan saat ini, persentasenya 0,11 persen.
BACA JUGA: Projo Tidak Pengin Rakyat Terpinggirkan dalam Penanganan Covid-19
Sementara persentase kesembuhan, sempat menyentuh angka terendah yaitu 79,28 persen. Namun, kini berhasil ditingkatkan kembali hingga sebesar 96,51 persen.
Wiku menilai tak kalah penting ialah angka kematian. Sejak awal pandemi hingga kini ada 144.063 kasus meninggal akibat Covid-19. Tahun ini, angka kematian harian sempat mencapai titik tertinggi saat lonjakan kasus kedua, yaitu merenggut 2.048 jiwa per hari.
"Ini adalah angka yang sangat besar. Di dalamnya mungkin saja terdapat sanak saudara dan orang-orang tercinta kita yang turut berpulang akibat virus ini," imbuh Wiku.
Wiku menerangkan saat ini angka kematian harian sudah ditekan hingga sekecil mungkin.
Data per 27 Desember, kasus harian telah turun drastis menjadi 8 orang per hari. Bahkan, angka harian ini pernah mencapai angka terendah, yaitu satu kematian dalam sehari per 28 November lalu.
"Meskipun angka kematian sudah berhasil ditekan, nyawa tetaplah nyawa yang tidak tergantikan meskipun hanya satu saja orang meninggal," lanjutnya.
Perkembangan baik selanjutnya positivity rate, yaitu angka yang menunjukkan banyaknya orang yang terdeteksi positif dari keseluruhan orang yang dites.
Wiku menilai kondisinya saat ini cukup baik di angka 0,07 persen, kendati sebelumnya pada puncak kedua angka ini sempat mencapai 33,25 persen.
Lalu, lanjut Wiku angka testing. Pada akhir tahun ini, jumlah angka testing didominasi masyarakat yang berkepentingan skrining seperti untuk syarat perjalanan.
"Hal ini menunjukkan kebijakan testing sebagai syarat perjalanan efektif mendukung aktivitas masyarakat yang produktif aman Covid-19," ucap Wiku.
Oleh karena itu, kata Wiku, adanya pencapaian baik tersebut tentunya tidak terlepas dari kontribusi seluruh lapisan masyarakat dan pemerintah.
Apalagi, karakteristik Indonesia yang merupakan negara luas dengan jumlah penduduk yang tidak sedikit.
"Namun, dengan upaya keras yang dilakukan bersama akhirnya penanganan berangsur membaik," tegas Wiku. (tan/jpnn)
Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?
Redaktur : Elvi Robia
Reporter : Fathan Sinaga