Formasi: Gara-gara Pemerintah, Industri Rokok SKT Sekarat

Rabu, 14 Mei 2014 – 13:42 WIB
Kebijakan Pemerintah Bunuh Industri Rokok. Istimewa

jpnn.com - JAKARTA -- Kebijakan pemerintah dinilai membunuh industri rokok termasuk rokok Sigaret Kretek Tangan (SKT). Produsen rokok pun harus merumahkan para pekerjanya, sambil berharap pemerintahan baru nanti dapat menghidupkan kembali industri rokok SKT yang merupakan kearifan lokal budaya bangsa.

Wakil Ketua Umum Forum Masyarakat Industri Rokok Indonesia (Formasi) Ahmad Guntur, Rabu (14/5), mengatakan sudah empat atau lima tahun terakhir ini industri rokok khususnya SKT bangkrut.

BACA JUGA: LPS Naikkan Suku Bunga Penjaminan

"Kalau mau jujur sebenarnya sudah empat atau lima tahun terakhir ini industri rokok khususnya SKT pada gulung tikar. Ini karena kebijakan pemerintah yang memang membunuh industri-industri rokok," ungkap Guntur.

Guntur menjelaskan industri rokok merupakan salah satu penyumbang terbesar Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara melalui cukai rokok.

BACA JUGA: SKK Migas Usul Revisi Target Lifting Minyak

Dijelaskan, pendapatan nasional dari cukai rokok mencapai Rp 75 triliun pada 2011. Pendapatan ini jauh melebihi sumbangsih dari sektor tambang yang dianggap sebagai primadona.

Menurut Guntur, kebijakan cukai rokok tinggi, rencana penerapan harga cukai rokok per batang, kampanye larangan merokok, larangan iklan rokok dan kebijakan-kebijakan lainnya menjadi suatu kesatuan perangkat negara yang sengaja berniat menghilangkan industri rokok.

BACA JUGA: Freeport Bangun Smelter Sendiri

Padahal, ia menambahkan, kebijakan tersebut kontraproduktif dan berdampak pada pengangguran yang cukup signifikan. Meningat, industri rokok SKT selama ini banyak menyerap tenaga kerja. Akibatnya, perusahaan pun tinggal menunggu waktu akan mati.

"Yang mati akan susah bangkit lagi. Sedangkan yang masih bertahan itu seperti pepatah hidup segan mati tak mau, seminggu masuk dan seminggu libur karena karyawan-karyawannya dirumahkan dan tinggal menunggu waktu akan mati pula,” jelasnya.

Menurut Guntur, produsen-produsen rokok kecil menengah saat ini hanya bergantung pada pemerintahan baru yang pro pada industri kerakyatan. “Harapan kita menunggu pemerintahan berganti dengan solusi terbaik," katanya. (boy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Koleksi Saham Lapis Dua


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler