mencairkan kebekuan antar fraksi.
Hal tersebut, diharapkan bisa memberikan arah positif sehingga fraksi lain yang tidak sepakat bisa mendukung cairnya perbedaan "Memang FPG sengaja mengalah dan turun agar bisa dicapai kompromi," tegasnya, Jumat 17 Oktober di Jakarta
BACA JUGA: TK: Koalisi PDIP - Golkar Amanat Rakyat
Kendati fase rapat formal untuk RUU Pilpres sudah berkahir, FPG tetap menggunakan jalur musyawarah informal untuk mendekati fraksi lain. "Memang masih ada lobby informal yang terus dilakukan FPGSebelumnya, fraksi Golkar mengusulkan syarat dukungan capres 30 persen
BACA JUGA: KPK Tahan Dua Pejabat KJRI Malaysia
Angka sama diajukan oleh PDI-PNamun pada lobby terakhir, Golkar akhirnya mengalah dan turun di angka 25 persen
BACA JUGA: Australia Adili Dua WNI
Keputusan Golkar ini tidak diikuti PDIP yang tetap ngotot pada 30 persenKabarnya, dalam lobby terakhir, PDI-P mengusulkan angka 29,99 persen.Sementara di level fraksi yang mengusulkan lima belas persen, beberapa di antaranya juga sudah bergerak dan menaikkan syarat dukungan capres menjadi 20 persenFraksi yang melakukan Sekertaris Fraksi Partai Bintang reformasi, Bahran Andang di tempat terpisah juga optimis syarat dukungan capres akan disepakati tanpa voting"Memang sudah tidak ada lagi pertemuan formal, tapi kan musyawarah bisa terus dilakukan," tegasnya.
Waktu tersisa sebelum RUU Pilpres disepakati pada tingkat pertama 21 Oktober mendatang, diharapkan bisa digunakan untuk melakukan musyawarah"Voting memang diharapkan menjadi jalan keluar saat betul-betul sudah buntu," terang anggota Pansus RUU Pilpres itu(ysd-)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pertamina Akan Dirombak
Redaktur : Tim Redaksi