jpnn.com, JAKARTA - Front Pembela Tuan Guru Bajang (FPT) bakal melaporkan sejumlah oknum pedemo yang menggelar aksi di depan gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Juni lalu. Hal itu dikarenakan para demonstran menyuarakan fitnah kepada TGB.
Koordinator FPT Ahmad L mengklaim, aksi unjuk rasa yang diselenggarakan sejumlah ormas, cenderung mengada-ada. Bahkan, dia menganggap, terkesan fitnah sehingga mencemarkan nama baik TGB.
BACA JUGA: TGB Pastikan Negara Meraup Untung dari Divestasi Newmont
"Kami akan laporkan para pedemo itu terkait pencemaran nama baik. Kami peringatkan kepada pihak-pihak yang demo fitnah TGB," kata Ahmad, Rabu (26/9).
Ahmad menegaskan, pedemo menyampaikan data yang salah sehingga terkesan mengonstruksikan sentimen negatif guna menjatuhkan nama baik TGB. "Data yang disampaikan cenderung mengada-ada," jelas dia.
BACA JUGA: Klarifikasi TGB soal Aliran Uang ke Rekening Pribadinya
Di samping itu, Ahmad menduga dengan pembingkaian negatif yang dilakukan penumpang gelap tersebut guna mencari keuntungan dengan menyebar informasi fitnah informasi yang tidak akurat.
"Fitnah itu lebih kejam dari pembunuhan. Ini jelas ada framming negatif untuk jatuhkan TGB dan menyebar informasi hoaks atau menggiring opini negatif," tutup Ahmad.
BACA JUGA: Apresiasi TGB untuk Para Kepala Daerah Pendukung Jokowi
Sebelumnya, sejumlah massa menggelar aksi demonstrasi di Gedung KPK, Jakarta Selatan pada Juni 2019 lalu. Mereka menuntut KPK untuk memproses penjualan saham milik Pemerintah Daerah NTB yang ada di PT Newmont.
Sementara TGB dalam konferensi pers membantah menerima aliran dana dalam divestasi saham PT Newmont Nusa Tenggara (NNT). Dia juga memastikan, negara tak merugi dalam kasus tersebut.
TGB mengatakan, divestasi dan penjualan saham yang dilakukan oleh PT Daerah Maju Bersaing (DMB) milik Pemprov NTB, Kabupaten Sumbawa Barat, dan Kabupaten Sumbawa itu malah menguntungkan negara dan pemerintah daerah.
"Daerah itu hanya mengeluarkan Rp 500 juta untuk membentuk perusahaan daerah yang namanya PT DMB, di dalamnya ada (saham) provinsi 40 persen, Sumbawa Barat 40 persen, dan Sumbawa 20 persen," kata TGB beberapa waktu lalu. (tan/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Menangkan Jokowi di Pilpres, TGB Tak Ngebet Masuk TKN
Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga