jpnn.com - JAKARTA - Ketua Fraksi PKS Jazuli Juwaini menyesalkan sikap Amerika Serikat (AS) yang memveto draf resolusi untuk mengakui secara penuh keanggotaan Palestina di PBB, Jumat (19/4). Padahal, lanjut Jazuli, pengakuan itu menjadi jalan perdamaian atas dasar solusi dua negara yang selama ini juga didengung-dengungkan AS.
"Fraksi PKS, Indonesia, dan banyak negara sangat kecewa dengan sikap AS yang tidak menghendaki keanggotaan penuh Palestina di PBB. Padahal, 12 negara di Dewan Keamanan setuju, yang mana persyaratan persetujuan cukup dari sembilan negara dan tanpa veto anggota tetap," ungkap Jazuli dalam siaran persnya, Sabtu (20/4).
BACA JUGA: Pilkada DKI Jakarta 2024: PKS Menyiapkan 3 Kader Internal, Ini Nama-namanya
Anggota Komisi I DPR itu mengatakan bahwa veto AS ini menjauhkan upaya mewujudkan tata dunia baru yang adil, tenteram, aman dan damai.
Menurut Jazuli, sikap AS sama sekali tidak mendukung perdamaian atas dasar "two state solution" yang selama ini dinarasikannya.
BACA JUGA: Kejagung Terus Menelusuri Aset-Aset Harvey Moeis
"Kita semua ingin mewujudkan tata dunia baru yang adil, tenteram, aman, damai tanpa peperangan dan penjajahan. Prioritas kita saat ini adalah menyelamatkan nyawa manusia, agar tidak ada lagi kekerasan, kekejaman, dan penjajahan terhadap umat manusia," ungkap Jazuli.
Dia mendorong negara-negara Anggota PBB yang masih punya nurani untuk terus mendesak, menekan, dan meningkatkan lobi dan diplomasi agar kekejaman yang terjadi di Palestina dapat segera dihentikan.
BACA JUGA: Dahlan Iskan Menulis soal Kepemilikan Saham PT LIB & Hak Veto PSSI, Klub Liga 1 Bisa Apa?
Khusus kepada Pemerintah RI melalui Menlu Retno Marsudi, Fraksi PKS mengapresiasi sikap tegas Indonesia dalam mendukung kemerdekaan Palestina, serta mendorong agar lebih efektif dalam mengusulkan dan merekomendasikan proposal perdamaian yang permanen.
"Setop agresi, setop penjajahan, setop kekejaman yang selama enam bulan ini telah menewaskan lebih 33 ribu rakyat Palestina yang dua pertiganya adalah anak-anak, perempuan, dan orang tua. Kita tidak ingin lagi ada tragedi kemanusiaan di Palestina," kata wakil presiden Forum Anggota Parlemen Muslim Dunia (IIFP) itu. (*/boy/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Kusdharmadi