jpnn.com - SURABAYA – Bukan cuma makanan yang punya menu-menu lezat. Freeletics, olahraga yang mencampur berbagai gerak dasar dengan intensitas tinggi, pun punya urutan sajian. Menunya "sehat dan lezat" untuk membentuk tubuh ideal dan memangkas lemak.
Pada tiap latihannya, beberapa menu plus jumlah repetisi gerakan telah tertera. Jadi, tiap anggota tinggal melaksanakan tugas. Bak sebuah misi, metode itu kian memacu semangat anggota, mulai yang beginner hingga advance.
BACA JUGA: 5 Item Kesehatan yang Harus Dibawa Setiap Hari
Tiap misi mencakup high intension workout (gerakan latihan intensitas tinggi) dan training plans (rencana latihan). Itu pun masih dipadu dengan gerakan kombinasi.
"Kami selalu pakai menu. Jadi, tiap latihan gerakannya beda-beda," kata pendiri Komunitas Freeletics Surabaya, Marvin Sapulete.
BACA JUGA: Orang Amerika Lebih Suka Ini Daripada Seks
Menu itu, antara lain, gerakan jumping jack, push-up, leg lever, burpees, dan squat. Kemarin gerak-gerak itu dipraktikkan dalam areal car free day di Jalan Raya Darmo.
Tiap-tiap gerakan juga sudah diatur sesuai jumlah repetisi. Jadi, setiap anggota tinggal melakukan gerakan sebanyak yang tertera pada daftar menu. Memang, pada latihan kemarin, repetisinya hanya 10 hingga 25 kali.
BACA JUGA: Kampung Steak Memang Asyik
Sebab, mereka yang hadir adalah beginner yang mengikuti kelas sweat camp. Terjemahan bebasnya, cari keringat. Untuk yang sudah mahir atau tingkat advance, repetisinya bisa sampai ratusan kali.
Ya, itulah yang spesial dari olahraga yang juga disebut free athlete itu. Tiap gerakan bisa diulang hingga ratusan kali dalam waktu singkat.
"Namanya high intension. Jadi, gerakannya jelas dan dalam waktu singkat. Bakar lemak banget itu," jelas Marvin yang membangun komunitas tersebut pada Juli lalu.
Salah satu gerakan yang menantang dan totally different adalah burpees. Ini adalah kombinasi gerakan dasar olahraga, namun dilakukan dengan cepat dan tepat. Yakni, dengan mengambil posisi awal squat, bertumpu pada kedua tangan atau kick feet back.
Setelah itu posisi push-up dan ulangi dengan squat. Terakhir, berdiri sambil melompat. Gerakan itu diulang sesuai dengan repetisi yang tertera dalam menu.
Dia mengatakan, itu adalah gerakan paling favorit sekaligus menantang bagi anggota komunitas.
"Gerakan ini juga dibenci soalnya bikin capek, hehe," kata alumnus Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Airlangga pada 2005 itu.
Namun, dampaknya sangat besar terlihat. Paduan gerak burpees melatih whole body, mulai lengan, dada, core (perut), hingga kaki. Di samping itu, pengaturan napas yang baik juga jadi poin utama olahraga yang dikembangkan dokter Amerika untuk melatih performance para tentara tersebut.
"Rasanya udah ngelewatin batas dan menuju level tertinggi,’’ tutur pria yang akrab disapa Moxxie tersebut.
Manfaat olahraga itu juga begitu dirasakan Krishna Ramadia. Bentuk tubuh ideal berotot tanpa lemak tak lagi jadi mimpi. Dulu bobotnya bisa mencapai 90 kilogram. Padahal, berbagai olahraga sudah diikuti.
"Mulai lari, gym, pakai beban, tapi toh enggak turun. Sekarang beratku udah 75 kilo," ungkap pegawai salah satu perusahaan swasta itu.
Bahkan, berkat kesuksesannya, dia berhasil mengajak beberapa teman kantor untuk mengikuti freeletics. Meski harus berkeringat dan risiko njarem bagi pemula, pagi kemarin mereka bersemangat untuk melibas tiap menu yang tersaji. (bir/c17/dos)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Gaun Cantik untuk Pengantin Oversized
Redaktur : Tim Redaksi