jpnn.com - Sekjen Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Retno Listyarti mengatakan, selama pelaksanaan ujian nasional berbasis komputer (UNBK) jenjang SMK, ternyata banyak kendala teknis.
Persoalan teknis muncul di sejumlah daerah, seperti di SMKN 10 Bima, dari 30 komputer ada tiga yang mengalami error dan gagal login.
BACA JUGA: Laptop Untuk UNBK Jadi Target Pencuri
Di SMK Pelayaran Jakarta Utara juga ditemui kasus komputer/laptop logout sendiri.
Di Mataram SMK 1 Batulayar, terjadi kesulitan upload hasil ujian siswa.
BACA JUGA: DPRD Puji Pelaksanaan UNBK
Di Bima SMK 8, banyak siswa sering tiba-tiba logout. Bahkan ketika login lagi terkadang ada siswa yang soalnya muncul soal simulasi.
"Kebetulan sekolahnya mengunakan VHD sisa simulasi, yang kemungkinan datanya lupa dihapus, dan langsung sinkron untuk UNBK, karena ada sekolah yg menggunakaan VHD simulasi tapi di hapus data dulu tidak mengalami hal serupa. Namun menurut pelapor tidak ada solusi dan info lebih lanjut," kata Retno membeber temuan FSGI di posko pengaduan yang tersebar pada 29 kab/kota, Kamis (6/4).
BACA JUGA: Disdik Minta PLN Tunda Pemadaman Bergilir di Jakarta
Ada juga kesalahan dari salah satu SMK di Kota Pekalongan. Sudah diingatkan dari awal data login agar jangan dipasang di meja peserta ujian, tapi ternyata tetap dipasang di meja. Akhirnya peserta ujian salah login, mereka login pakai data sesi dua.
Akibatnya peserta ujian yang sesi dua tidak bisa login, karena sudah dibuka soalnya dengan token di sesi satu.
Pada hari pertama UNBK, saat sesi pertama, sempat ada proktor sekolah yang menfoto salah satu soal yang tidak lengkap, untuk di konsultasikan ke panitia provinsi.
Tetapi kemudian dijawab dengan foto yang berisi pesan bahwa pembocor dokumen rahasia negara bisa diberi sanksi pidana.
Soal UNBK merupakan dokumen rahasia negara, memfoto dan meng-upload ke grup WhatsApp dianggap menyebarkan rahasia negara . Setelah itu tidak ada lagi foto kendala-kendala teknis di dalam ruang ujian.
Ditemukan di Mataram ada sekolah yang membuat laporan sekaligus, sehingga jam pelaksanaan dan jumlah siswanya tidak sesuai.
"Munculnya kesalahan-kesalahan teknis di lapangan selain karena kesiapan komputer dan internet, juga karena pemerintah tidak nenyiapkan proktor dengan baik. Menurut pengakuan beberapa proktor, mereka terpaksa harus belajar sendiri, dengan fasilitas sendiri yang terkadang jauh dari memadai," papar Retno. (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sekolah Pinjam Laptop Murid untuk UNBK
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad