jpnn.com, JAKARTA - Sekjen Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Retno Listyarti mengatakan, program ujian nasional berbasis komputer (UNBK) menambah beban sekolah.
Sebab, banyak sekolah kewalahan menyediakan sarana dan prasarana UNBK.
BACA JUGA: Di Tasikmalaya dan Garut, Kepsek Ngutang Demi UNBK
"Karena belum memiliki sarana dan prasarana laboratarium komputer yang memadai, sehingga sekolah harus pontang-panting menyediakan server dengan kualifikasi memadai dan sejumlah komputer dengan persyaratan perbandingan satu banding tiga (satu komputer untuk tiga peserta ujian)," terang Retno di Jakarta, Rabu (5/4).
Retno membeberkan, sekolah harus bekerja keras mencari pinjaman laptop kepada orang tua peserta didik dan para guru.
BACA JUGA: FSGI: Belum Ada Temuan Kebocoran UNBK SMK
Dari pengaduan yang masuk ke Posko Pengaduan FSGI di 29 kabupaten/kota, mayoritas sekolah di daerah kewalahan menyiapkan sarana dan prasarana.
Misalnya, komputer/laptop maupun jaringan LAN dan internet sesuai spesifikasi yang ditentukan Kemdikbud RI.
BACA JUGA: Hanya Lima Madrasah Aliyah Gelar UNBK
"Malah sejumlah sekolah di Jakarta juga meminjam laptop kepada murid dan guru. Hal ini terjadi di sejumlah sekolah di wilayah Mataram, Bima, DKI Jakarta, Tangerang, Pandeglang, Jambi, Bengkulu, Kota Medan, Batam, Tasikmalaya, Garut, Bogor dan Indramayu," paparnya. (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kena Panah, Menancap di Kepala, Anak SMK Gagal UNBK
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad